Kreatif, Warga Rembang Ini Padukan Kain Shibori dan Teknik Ringkel

Kreatif, Warga Rembang Ini Padukan Kain Shibori dan Teknik Ringkel

MENUNJUKKAN: Wiwik Kristianti saat menunjukkan kain shibori hasil karyanya. (R. Teguh Wibowo/Lingkarjateng.id)

REMBANG, Lingkarjateng.id – Salah satu warga Rembang yaitu Wiwik Kristianti mempunyai kreativitas dalam mengembangkan kain shibori, pasalnya dirinya memadukan antara teknik shibori dengan teknik ringkel. Shibori merupakan sebuah teknik pewarnaan kain yang memanfaatkan ikatan dan celupan untuk menentukan motif pada kain yang populer di Jepang.

Berawal dari hobi berkreasi, seorang ibu rumah tangga asal Desa Sidowayah, Kecamatan Rembang ini mampu meraup cuan yang menggiurkan. Bermodal kain putih yang diberi beragam corak unik dengan pewarna kain, kreasi miliknya itu sudah terjual di seluruh wilayah nusantara.

Dirinya mengaku setelah menguasai teknik shibori, kreasinya dikembangkan menggunakan teknik ringkel. Ringkel sendiri merupakan teknik mewarnai kain yang menggunakan teknik jahit cubit (smock) untuk membantu proses perintangan warna, sehingga menghasilkan desain motif yang menarik.

“Karena shibori itu cuma dilipat dan dililit, kemudian saya kembangkan menggunakan ringkel. Ringkel itu tekniknya pakai dijahit,” ucapnya.

Dirinya mengaku mulai berkreasi dan memproduksi kain bermotif unik itu sejak tahun 2018. Kemudian seiring berjalannya waktu hasil karyanya dikembangkan dan laku terjual hingga ratusan lembar kain lebih hingga saat ini.

Karena ditangani sendirian, untuk memproduksi satu kain menggunakan teknik ringkel, dirinya menghabiskan waktu selama 3 hari. Mulai dari proses membuat pola, menjahit, memberi warna, dan pengeringan.

“Untuk ringkel prosesnya 3 hari. Kalau shibori itu satu hari bisa dapat 25 lembar bisa jadi,” bebernya.

Hingga saat ini, sudah ada puluhan desain yang diciptakannya. Kain yang sudah jadi biasa dijual dengan harga kisaran Rp 110 ribu hingga Rp 300 ribu dengan lebar kain 115 cm x 250 cm. Dalam sebulan, dirinya bisa meraup keuntungan Rp 5 juta hingga Rp 10 juta.

Kain hasil karyanya saat ini dipasarkan di rumah BUMN Rembang dan show room Dekranasda Rembang. Ia mengaku, momen pameran menjadi momen yang paling bagus untuk memasarkan kain shibori dan ringkel hasil karyanya.

“Perbulan bisa Rp 5 juta sampai Rp 10 juta. Tergantung dari banyaknya pameran. Mulai tahun 2018 sampai sekarang sudah terjual ratusan kain dengan pembeli seluruh Indonesia. Biasanya paling laris di expo,” pungkasnya. (Lingkar Network | R. Teguh Wibowo – Koran Lingkar)

Exit mobile version