KUDUS, Lingkarjateng.id – Banjir yang merendam jalan penghubung antarkabupaten Kudus-Pati di Kecamatan Mejobo, Kudus, menyebabkan arus lalu lintas lumpuh total sejak Jumat malam, 7 Februari 2025.
Ketinggian air yang mencapai 50 sentimeter membuat kendaraan roda dua dan roda empat tak dapat melintas, sehingga banyak pengendara terpaksa berhenti menunggu banjir surut.
Salah satu sopir truk, Nur Sukri, warga Demak, mengaku terjebak banjir sejak malam sebelumnya. Truk yang dikemudikannya mogok akibat tingginya genangan air.
“Ini sudah terdampak sejak tadi malam, saya dari Demak mau ke Sidoarjo. Karena banjir, saya harus bermalam di dalam truk. Mau putar balik juga tidak bisa, jadi terpaksa menunggu air surut,” ujar Nur Sukri, Jumat, 7 Februari 2025.
Tak hanya kendaraan besar, pengendara sepeda motor juga kesulitan melintasi jalan yang tergenang.
Banjir Rendam 40 Desa di Kudus Imbas Hujan Intensitas Tinggi
Seorang pengendara motor, Samsul, yang hendak berangkat kerja mengaku harus melindungi knalpot motornya dengan plastik agar tidak mati saat menerjang banjir.
“Banjir ini sudah ada sejak tadi malam dan belum surut sampai sekarang. Saya tetap harus berangkat kerja untuk mengantar absen ke pabrik, tapi jalan macet dan air cukup tinggi,” ungkapnya.
Banjir yang merendam jalan Kudus-Pati ini disebabkan oleh tingginya curah hujan dalam beberapa hari terakhir yang mengakibatkan meluapnya Sungai Piji dan Sungai Dawe.
Selain itu, sistem drainase yang kurang optimal juga memperparah genangan air di kawasan tersebut. Hingga saat ini, belum ada tanda-tanda banjir akan surut.
Banjir yang menghambat akses utama antara Kudus dan Pati ini juga berdampak pada aktivitas ekonomi warga sekitar.(Lingkar Network | Mohammad Fahtur Rohman – Lingkarjateng.id)