Harga Kedelai Rp 12.500 per Kg, Primkopti Minta Pemkot Salatiga Ambil Kendali

ILUSTRASI: Stok kedelai di salah satu tempat produksi tahu di Kabupaten Kudus. (Ihza Fajar/Lingkarjateng.id)

ILUSTRASI: Stok kedelai di salah satu tempat produksi tahu di Kabupaten Kudus. (Ihza Fajar/Lingkarjateng.id)

SALATIGA, Lingkarjateng.id – Primer Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Primkopti) Handayani Salatiga menggelar Rapat Tahunan Anggota (RAT) di Joglo Fadholi, Salatiga pada Kamis, 23 Februari 2023.

Anggota Komisi V DPR RI, M Fadholi, yang hadir dalam kegiatan tersebut mengatakan bahwa koperasi tempe di Indonesia semakin eksis dan semakin bagus. 

“Koperasi tahu tempe semakin eksis di Indonesia. Saya siap membantu membesarkan koperasi produsen tahu tempe yang ada di Salatiga ini. Saya akan berjuang untuk regulasinya di pusat,” ungkapnya. 

Ketua Primkopti Handayani Salatiga, Sutrisno Supriyantoro, meminta pemerintah mengambil alih kembali untuk menentukan harga kedelai. Jangan sampai harga kedelai ditentukan oleh swasta, dalam hal ini importir.

“Pengatur harga bisa diambil alih pemerintah agar harga kedelai tidak melambung. Kalau ditangani swasta harga semakin mahal. Seharusnya bisa diambil kebijakan misalnya melalui BUMN sehingga harga bisa di bawah Rp10.000 per kilogram. Sekarang ini mencapai Rp12.500 per kilogram,” ungkap Sutrisno.

Sementara, Pelaksana Tugas (Plt)  Kepala Dinkop  dan UKM Salatiga, Agung Hendratmiko, mengatakan bantuan untuk perajin tempe di Salatiga sudah dialokasikan di APBD 2023 sebesar Rp 294 juta.

Bantuan selisih harga ini akan dicairkan Juli mendatang dengan bersamaan HUT Salatiga dan hari koperasi. 

“Bantuan per kilogram bantuan Rp 2.000 untuk ratusan perajin, totalnya Rp 294 juta,” kata Agung Hendratmiko di sela-sela acara Rapat Anggota Tahunan (RAT) di Joglo Fadholi Salatiga. (Lingkar Network | Unggul Priambodo – Koran Lingkar)

Exit mobile version