Harga Jual Tembakau Turun, 895 Petani di Pati Terima Bantuan

MENYIRAM: Petani menyirami tanaman tembakau. (Istimewa/Lingkarjateng.id)

MENYIRAM: Petani menyirami tanaman tembakau. (Istimewa/Lingkarjateng.id)

PATI, Lingkarjateng.idBudidaya tanaman tembakau belakangan ini menjadi daya tarik tersendiri bagi petani di Kabupaten Pati. Perawatan yang relatif mudah membuat tanaman ini menjadi primadona petani, terutama di wilayah Kecamatan Jaken.

Meski demikian, petani tembakau mengaku kesulitan untuk menjual hasil panen. Jika laku pun tembakau dibeli dengan harga murah yang tidak sebanding dengan biaya perawatan.

Kepala Bidang (Kabid) Perekonomian Sekretariat Daerah (Setda) Pati, Bayu Adi Nugroho mengatakan, pihaknya berupaya mengatasi permasalahan tersebut dengan memperluas kerjasama terhadap berbagai pihak yang bersedia membeli hasil panen tembakau dari petani.

“Solusinya, kami berupaya selain memperluas lahan budidaya tembakau juga memperluas kuota kerjasama tiap tahun dan ini kita gandeng petani tembakau,” terangnya.

Selain itu, juga ada Bantuan Langsung Tunai (BLT), bantuan pembibitan, dan pupuk yang diberikan oleh pemerintah kepada para petani sebagai bentuk dukungan pemerintah terhadap petani tembakau.

Terkait BLT untuk petani tembakau, lanjutnya, sebanyak 895 petani telah mendapatkan bantuan ini. Hal ini menjadi upaya pemerintah untuk mengantisipasi besaran kerugian yang mungkin dialami petani ketika harga tembakau murah.

“Terkait turunnya harga tembakau di Kabupaten Pati kami juga sudah memberikan bantuan dalam bentuk BLT. Dan kebetulan tahun ini jumlah penerima BLT yang berasal dari buruh tani tembakau sesuai ketentuan yang ada itu sekitar 895 orang, jauh lebih banyak dari jumlah penerima BLT tahun lalu. Ada juga bantuan pembibitan, pupuk, dan perluasan pemasaran bagi produksi petani tembakau. Sebagai upaya kami pemerintah untuk mengantisipasi turunya harga tembakau di tingkat petani,” tambahnya.

Pengaruh cuaca yang tidak bagus mempengaruhi kualitas panen tembakau tidak maksimal sehingga berdampak pada turunnya harga tembakau. Selain itu, petani juga semakin kesulitan karena hasil panen hanya dijual ke satu pengepul.

“Terkait dengan pembudidaya tembakau di Kabupaten Pati memang lahanya sekitar 250 hektar. Dan tahun ini hasil tembakaunya tidak terlalu bagus karena pengaruh musim. Penjualan tembakau petani Kabupaten Pati bekerjasama dengan PT Sadana Rembang. Itu memang tertutup,”  tutupnya. (Lingkar Network | Arif Febriyanto – Lingkarjateng.id)

Exit mobile version