Gelar Rapat Kerja, Pramuka Grobogan Diajak Tanamkan Nilai Karakter Lokal

RAPAT KERJA: Rapat Kerja Kwarcab Pramuka Grobogan masa bakti 2022-2027 di Aula Kwarcab Grobogan pada Rabu, 1 Februari 2023. (Muhamad Ansori/Lingkarjateng.id)

RAPAT KERJA: Rapat Kerja Kwarcab Pramuka Grobogan masa bakti 2022-2027 di Aula Kwarcab Grobogan pada Rabu, 1 Februari 2023. (Muhamad Ansori/Lingkarjateng.id)

GROBOGAN, Lingkarjateng.idPramuka Kwarcab Grobogan menggelar Rapat Kerja pertama di awal tahun 2023 sekaligus awal masa bakti 2022-2027 di Aula Kwarcab Grobogan pada Rabu, 1 Februari 2023.

Rapat kerja ini diikuti para Ketua Kwarran dan sekretaris ranting dari 19 Kwarran yang ada di Kwarcab Grobogan.

Hadir langsung untuk membuka acara adalah Ketua Kwarcab Grobogan, Agus Siswanto, Wakil Ketua Kwarcab bidang organisasi dan hukum Kwarcab Grobogan  Anang Armunanto dan pihak terkait lainnya.

Ketua Kwarcab Grobogan, Agus Siswanto, menyampaikan bahwa tagline Rakercab sebagai Visi Kwarcab Grobogan harus menjadi acuan kerja dan acuan kegiatan seluruh jajaran Kwarcab, Kwarran dan Gugus Depan.

Oleh karena itu, lanjut Agus, latihan rutin di gugus depan harus digalakkan terus menerus. Hal ini supaya semakin masif dan dapat berdampak pada pembinaan karakter generasi muda melalui pramuka.

“Berkarakter lokal harus ditanamkan nilai-nilai maupun budaya lokal Grobogan agar peserta didik punya jati diri. Berpikir global agar peserta didik siap menghadapi tantangan global untuk 10-20 tahun ke depan,” terangnya.

Menurut Agus, upaya keras penanaman karakter lokal oleh para pembina yang notabene adalah guru atau pendidik akan menjadi jawaban apakah gerakan pramuka mampu berpihak pada peserta didik atau tidak.

Dirinya menekankan bahwa pemerintah juga telah banyak memperhatikan para pendidik. 

“Jadi sudah seyogyanya gerakan pramuka lewat gugus depan berkegiatan berpihak pada anggota muda,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia juga menyinggung bagaimana upaya pramuka untuk turut mencegah stunting, pernikahan dini maupun berbagai permasalahan sosial lainnya. 

“Generasi muda saat ini dihadapkan pada gempuran kondisi lingkungan baik sosial maupun teknologi yang semuanya itu berdampak pada karakter peserta didik,” tutupnya. (Lingkar Network | Muhamad Ansori – Koran Lingkar)

Exit mobile version