DEMAK, Lingkarjateng.id – Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo pada Selasa sore, 8 November 2022 melakukan sidak progres Jalan Tol Semarang-Demak dan pergantian baru Jembatan Wonokerto di Desa Wonokerto, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Demak.
Dalam sidaknya di lokasi pembangunan jembatan, Ganjar sempat ngamuk karena mendapati proyek yang tak kunjung bisa difungsikan. Dampak dari belum bisa difungsikannya kedua proyek tersebut menyebabkan kemacetan di Jalur Pantura Demak.
Selain itu, hal ini juga membuat Ganjar banyak dikomplain masyarakat maupun para pengusaha karena mengalami kerugian ekonomi yang cukup banyak, di antaranya membengkaknya penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) pengguna jalan yang melintas di Jalur Pantura Demak.
Ganjar juga sempat ngamuk dan mengusir salah satu petugas karena proyek strategis di Pantura Demak yang tak kunjung bisa difungsikan. Petugas yang diduga dari Balai Besar Penggunaan Jalan Nasional (BBPJN) dimarahi dan diusir oleh orang nomor satu di Jawa Tengah tersebut, karena adu argumen dan saling menyalahkan dengan pihak pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak.
Ganjar menargetkan baik dari pihak pelaksana Jalan Tol Semarang-Demak maupun pelaksana proyek pergantian Jembatan Wonokerto Pantura bisa difungsikan 7 hari ke depan, agar masyarakat tidak dirugikan dampak dari macet parah di Pantura Demak yang terjadi sejak bulan Agustus lalu hingga kini.
“Kalau saya ‘kan mewakili masyarakat minta cepat selesai. Saya emosi, ekonomi terganggu, orang protes tanya ini kapan selesai. Sudah macet berkali-kali, belum lagi dihajar dengan hujan dan bencana. Sudah saya sampaikan untuk segera dipercepat. Kalau menunggu kering, secara teknis dalam waktu satu minggu ya sudah satu minggu. Ini soal hati dan profesionalisme,” ujar Ganjar.
Sementara itu, Fachrizal selaku Pelaksana Proyek Perbaikan Jembatan Baru Wonokerto Pantura Demak menyatakan pergantian jembatan memang harus dilakukan karena faktor usia dan kondisi yang membahayakan. Saat pergantian jembatan, pengguna jalan bisa menggunakan Jalan Tol Semarang-Demak, namun saat ini belum bisa difungsikan.
“Jembatan ini dibangun pada tahun 1974. Ini sudah sangat riskan dan harus dibongkar. Mungkin ada kendala apa makanya tadi Pak Ganjar marah. Kalau bisa disegerakan Jalan Tol Semarang-Demak ini. Untuk traffic bisa dialihkan, nanti pada tanggal 15 Desember masyarakat sudah bisa menikmati. Untuk jalan yang rusak nanti kita identifikasi dan kerja sama dengan pihak PUPR,” terangnya.
Dua proyek nasional yang bersamaan di Jalur Pantura Demak yaitu pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak serta pergantian Jembatan Wonokerto Pantura Demak berdampak kerugian yang cukup besar karena mengalami kemacetan yang cukup panjang selama tiga bulan terakhir.
Jarak yang biasa ditempuh Semarang-Demak hanya setengah jam kini menjadi 2 hingga 3 jam. Selain itu, banyak jalan kabupaten dan desa yang rusak karena banyaknya kendaraan besar yang melewati jalur alternatif untuk menghindari kemacetan. (Lingkar Network | Ismail – Lingkar TV)