Elektabilitas Melambung Tinggi, Langkah Gubernur Ganjar Tak Lagi Mayar

MENERANGKAN: Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat menjelaskan pada awak media. (Ant/Lingkarjateng.id)

MENERANGKAN: Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat menjelaskan pada awak media. (Ant/Lingkarjateng.id)

SEMARANG, Lingkarjateng.id – Serangan dan sindiran kian gencar ditujukan kepada Ganjar Pranowo. Popularitas dan elektabilitasnya yang melambung seolah malah menjadi bumerang bagi Gubernur Jawa Tengah tersebut.

Dari berbagai sisi oleh lembaga survei berbeda, popularitas dan elektabilitas Ganjar memang sering berada di tiga besar, bersaing dengan Prabowo Subianto dan Anies Baswedan atau Ridwan Kamil.

Ganjar sebagai pejabat publik tentu memiliki privilege untuk senantiasa tampil di media arus utama. Namun, panggung terluas Ganjar sebenarnya jagat virtual.

Pada zaman serba digital dengan penetrasi media sosial yang nyaris nirbatas, Gubernur Ganjar mampu memikat jutaan warganet. Hal ini karena semua aksinya selama ini terekam di media sosial dan sebagian menjadi viral.

Penanganan Banjir Rob Semarang, Ganjar Cari Titik Jebolan

Ganjar memanfaatkan media sosial sebagai panggung politiknya sudah sejak lama. Diketahui ia bergabung di Instagram sejak 28 Oktober 2015 dan sudah mengunggah  sebanyak 5.695 konten (per 3 Juni 2022) atau rata-rata sekitar 2 unggahan per hari. Postingan tersebut jauh lebih banyak dibandingkan Anies Baswedan. Dengan 5,6 juta pengikut, akun centang biru Gubernur DKI Jakarta itu tercatat mengunggah 3.915 konten.

Karena rajin ngonten itulah yang memicu sebagian orang, termasuk internal petinggi PDI Perjuangan, menuduhnya lebih banyak main medsos daripada bekerja. Anggota DPR RI dari PDIP Trimedia Panjaitan mempertanyakan apa yang dilakukan Ganjar dalam kasus Wadas, rob, hingga kenaikan jumlah penduduk miskin di Jateng.

Ganjar juga disebutnya kemlinthi atau sok. Sebelumnya, Ketua DPD PDI Perjuangan Jateng Bambang “Pacul” Wuryanto juga minta masyarakat tidak memilih pemimpin berdasarkan citra yang terbentuk di media sosial. Meski Bambang tidak menyebut nama, publik menganggap hal itu ditujukan kepada Ganjar.

Puan Maharani juga pernah menyampaikan sindiran yang juga dianggap ditujukan kepada Ganjar. Menurut Puan, pemimpin itu ada di lapangan, bukan di media sosial.

Ganjar Pranowo Bumikan Pancasila di Kalangan Milenial

Banyak orang menuding bahwa aktivitas masif Ganjar di media sosial karena dia berambisi menjadi capres pada Pemilu 2024. Itu sebuah tudingan yang lugu karena puncak karier seorang politikus, ya, menjadi presiden.

Serangan atau sindiran bertubi-tubi dari internal petinggi PDI Perjuangan itu merupakan sinyal nyata agar Ganjar tidak terlalu agresif menumpuk popularitas, terutama melalui dari media sosial yang penetrasinya memang dahsyat. Serangan itu juga sekaligus mengingatkan Ganjar untuk fokus menuntaskan tugasnya sebagai Gubernur Jawa Tengah. Masih banyak PR penting yang harus dikerjakan, mulai dari rob, kasus Wadas, hingga penduduk miskin yang malah bertambah.

Akan tetapi, di luar itu ada prestasi yang layak diapresiasi. Ganjar yang menjabat Gubernur sejak 2013 dinilai sukses membenahi birokrasi di lingkungan Pemprov Jateng. Jateng tercatat beberapa kali memperoleh penghargaan dari KPK. Selain itu, juga meraih opini wajar tanpa pengecualian (WTP) 11 kali berturut-turut.

Dari capaian indeks pembangunan manusia (IPM), Jateng juga relatif baik selama 2 tahun terakhir ini. Pada tahun 2019, IPM Jateng tercatat 71,73, kemudian naik menjadi 71,87 pada tahun 2020, dan naik lagi menjadi 72,16 pada tahun 2021.

Raja Gowa Sebut Ganjar Tokoh Peduli Budaya

Akan tetapi, dalam setiap kontestasi politik, kekurangan dan kesalahan pada masa silam seseorang selalu menjadi amunisi, sedangkan prestasi adalah kelaziman. Apalagi, negara sudah membayar dan memberi semua fasilitas kepada pejabat untuk menjadikan kualitas hidup rakyat hari ini lebih baik ketimbang kemarin.

Apa pun, sindiran hingga serangan, terutama dari petinggi satu partai, tidak mungkin diabaikan begitu saja oleh Ganjar bila memang serius maju sebagai capres. Rentetan opini ofensif belakangan ini, boleh jadi, juga bukan yang terakhir bagi Ganjar. Bakal muncul serangan-serangan baru seiring dengan kian dekatnya hajatan akbar pada tahun 2024.

Oleh karena itu, hari-hari mendatang, langkah Ganjar tampaknya tidak lagi mayar (bahasa Jawa: mudah). Salah langkah malah bisa ambyar. (Lingkar Network | Lingkarjateng.id)

Exit mobile version