PATI, Lingkarjateng.id – Banyak masyarakat yang menyampaikan keluhan kepada anggota dewan saat anggota DPRD Pati melakukan reses, keluhan itu terkait pada bidang sosial budaya, pendidikan, dan keamanan.
Saat rapat paripurna penyampaian laporan hasil reses DPRD Pati tahap 1 yang dibacakan oleh anggota dari Komisi A DPRD Pati Muslihan, disampaikan bahwa banyak keluhan dari masyarakat terkait penerima bantuan yang tidak tepat dan masih maraknya peredaran minuman keras, terutama di kalangan anak muda.
“Bidang sosial budaya, masih banyak terjadi kesenjangan dan kurang merata dalam pembagian bantuan seperti Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Perlindungan Sosial (KPS), Penerima Keluarga Harapan (PKH), dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Oleh karena itu, harus tepat sasaran. Selain itu, perlu penanganan khusus untuk menangani masalah narkoba dan minuman keras yang dapat merusak generasi muda,” kata Muslihan saat membacakan hasil reses DPRD Pati tahap 1.
Begitu pun dengan bidang pendidikan yang masih banyak masalah, seperti kualitas guru pengajar dan juga apresiasi bagi siswa yang berprestasi.
“Mohon agar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Pati mengadakan pelatihan kepada para guru untuk meningkatkan standar dalam mengajar di masa pandemi covid-19. Mohon juga diperhatikan dan diperjuangkan bagi anak-anak yang berprestasi terutama yang berasal dari keluarga kurang mampu untuk bisa mendapatkan beasiswa,” tambahnya.
Masih banyaknya keluhan masyarakat yang mengganggu ketenteraman pun banyak dijumpai dewan saat melaksanakan reses. Masyarakat pun meminta untuk dilakukan giat patroli dan pembuatan sirkuit guna mengurangi balap liar. Selain itu, ada beberapa poin penting lainnya yang menjadi keluh kesah masyarakat Pati seperti pangkalan truk dan izin pentas seni.
“Pembuatan pangkalan truk di Kabupaten Pati, supaya truk-truk besar tidak parkir di bahu jalan sehingga tidak mengganggu pengendara lain. Izin pentas seni mohon untuk direvisi kembali mengingat sudah lama para seniman tidak melakukan pentas untuk mencari nafkah,” tutup Muslihan. (Lingkar Network | Arif Febriyanto – Lingkarjateng.id)