KUDUS, Lingkarjateng.id – Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus mengimbau masyarakat untuk melakukan deteksi dini pencegahan penyakit hepatitis. Apalagi saat ini di Indonesia ditemukan sejumlah kasus hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya, oleh karena itu masyarakat harus mengetahui cara deteksi hepatitis akut baik dari gejala maupun pencegahan.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat DKK Kudus, Nuryanto menyampaikan, masyarakat perlu mewaspadai adanya penyebaran penyakit hepatitis. Deteksi dini pun perlu dilakukan untuk mencegah penyebaran virus penyakit tersebut.
“DKK Kudus sudah berupaya melakukan pencegahan dan pengendalian virus hepatitis, baik hepatitis A, hepatitis B, hepatitis C maupun hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya,” katanya.
Ia mengatakan, penyakit hepatitis akut misterius memiliki gejala yang mirip dengan penyakit hepatitis lainnya. Pihaknya pun sudah melakukan sejumlah langkah antisipasi supaya penyakit ini tidak muncul di Kabupaten Kudus.
“Kami sudah ada kerjasama dengan PMI Kudus terkait screening pencegahan hepatitis misterius,” ucapnya.
Selain itu, DKK Kudus juga sudah berkoordinasi dengan RSUD dr. Loekmono Hadi untuk menyediakan ruangan khusus untuk mengantisipasi adanya hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya. Dirinya menjelaskan, gejala awal penyakit hepatitis biasanya ditandai dengan mual, muntah, diare berat, dan nyeri perut.
Antisipasi Hepatitis Akut, DKK Kudus Diminta Segera Sosialisasi
“Gejala lanjutannya itu air kencing berwarna pekat seperti air teh dan BAB (Buang Air Besar) nya berwarna pucat. Lalu warna mata dan kulit terlihat menguning, kemudian terjadi gangguan pembekuan darah dan kesadarannya biasanya menurun,” tambahnya.
Nuryanto menerangkan, cara pencegahan penyakit hepatitis ini yaitu dengan rutin cuci tangan. Selanjutnya, usahakan tidak bergantian alat makan, memastikan makanan dalam keadaan matang, dan bersih serta menghindari kontak dengan orang sakit yang mengalami gejala hepatitis.
“Yang paling penting itu menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS),” ujarnya.
Pihaknya mengimbau kepada masyarakat supaya segera melakukan pemeriksaan jika mengalami gejala penyakit hepatitis. Pemeriksaan atau pun rapid test bisa dilakukan di Puskesmas maupun rumah sakit terdekat.
Pemkab Kudus Cegah Penularan Hepatitis Misterius di Objek Wisata
“Sejak tahun 2016 kami pun sudah rutin melakukan screening dengan sasaran kelompok risiko tinggi terutama ibu hamil atau keluarga yang rentan terpapar,” katanya.
Ibu hamil diminta setidaknya satu kali melakukan screening untuk mengecek penyakit hepatitis. Jika terdeteksi positif hepatitis, DKK Kudus akan segera menyiapkan vaksin HBIG bagi calon bayi yang ada dalam kandungannya.
“Bayi yang lahir dari ibu positif hepatitis itu harus diberikan vaksin HBIG pada rentan waktu maksimal 24 jam sejak lahir. Karena itu merupakan golden periode agar anaknya tidak terjangkit virus hepatitis di usia produktif nanti,” paparnya.
Vaksin HBIG itu sendiri nantinya akan dibantu oleh Kementerian Kesehatan dan menggunakan anggaran Pemerintah Daerah. Hal ini lantaran vaksin tersebut tidak diperjualbelikan secara umum.
“Kami akan terus berupaya memberikan edukasi kepada masyarakat terkait upaya pencegahan penyakit hepatitis. Edukasi ini juga dilakukan di tempat umum seperti pasar dan sekolah,” pungkasnya. (Lingkar Network | Nisa Hafizhotus Syarifa – Koran lingkar)