Dispermades Pati Manfaatkan Bankeu Provinsi untuk Pembangunan 824 Titik

Dispermades Pati Manfaatkan Bankeu Provinsi untuk Pembangunan 824 Titik

ILUSTRASI: Pembangunan jalan yang dilakukan di salah satu desa di Kabupaten Pati menggunakan dana Bankeu dari Provinsi. (Aziz Afifi/Lingkarjateng.id)

PATI, Lingkarjateng.id – Keberadaan Bantuan Keuangan (Bankue) dari Provinsi Jawa Tengah sudah sepenuhnya cair. Hal ini diungkapkan oleh pihak Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dispermades) Kabupaten Pati pada Rabu, 7 September 2022.

Kabid Pembinaan Kemasyarakatan Desa pada Dispermades Pati, Kabul Aries mengatakan bahwa, meski pencairan terdekat baru berlangsung sejak bulan Agustus kemarin, namun pencairan Bankeu dari provinsi tersebut sudah selesai semua.

“Kalau untuk pencairan sudah seluruhnya, ini dicairkan untuk pembangunan sarpras,” ujarnya.

Pihaknya mengungkapkan, di tahun ini besaran bantuan dari Bankeu provinsi untuk infrastruktur masih sama dengan tahun sebelumnya. Setidaknya, ada sekitar Rp 135 miliar yang diberikan untuk Kabupaten Pati.

Meski begitu, dirinya mengaku jika ada kenaikan dalam jumlah titik pembangunan sarana dan prasarana (sarpras) yang diajukan. Data tersebut akan jelas jika dapat melihat perbandingan tahun ini dengan tahun sebelumnya.

Ia menyebut, tahun lalu jumlah titik yang diajukan oleh Pemerintah Kabupaten Pati setidaknya ada 544 titik. Sedangkan tahun ini ada 824 titik yang tersebar di desa yang ada di Kabupaten Pati.

Meski pencairan dana telah rampung, namun beberapa tempat atau titik masih melakukan pengerjaan pembangunan sarpras menggunakan dana Bankeu dari provinsi.

Memasuki bulan September, tambahnya, terhitung ada 16 titik yang dikatakan masih melakukan pengerjaan. Faktor pencairan yang baru di bulan Agustus lah yang membuat pengerjaan di 16 titik itu baru saja dimulai.

BERI KETERANGAN: Kabid Pembinaan Kemasyarakatan Desa Dispermades Pati, Kabul Aries saat memberikan keterangan. (Aziz Afifi/Lingkarjateng.id)

“Perkembangan kegiatan sudah saya monev sudah ada beberapa yang baru proses pengerjaan. Tapi tinggal beberapa titik, sekitar 16 berapa, karena pencairannya akhir Agustus kemarin,” lanjutnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, tahun ini kendala yang terjadi tidak hanya dalam pengerjaan secara fisik. Tetapi, dari tahun ke tahun, kendala terjadi dalam pertanggungjawaban secara administrasi yang harus dilakukan oleh pihak desa.

“Setelah ini kita tinggal nagih LPJ biar cepat selesai. Karena memang, gawean (pekerjaan, red) yang rumit bagi Kepala Desa itu ya, saat LPJ-an (laporan pertanggungjawaban, red),” tutupnya.

Jika mengacu pada beberapa data di setiap desa, kebanyakan pengerjaan menyentuh sarpras berupa pembangunan jalan hingga talud. Pengerjaan di pihak desa sendiri banyak yang sudah terlaksana. Kebanyakan dari mereka melakukan pembangunan sejak bulan Mei hingga Juli di tahun ini.

Seperti yang diungkapkan Sugianto, Kasi Kesejahteraan Desa Ngepungrojo Kecamatan Pati beberapa waktu lalu mengatakan, pengajuan tahun ini sendiri untuk bankue diprioritaskan jalan desa yang sudah dikerjakan sekitar pertengahan tahun.

Setidaknya, kata Sugianto, ada 8 titik yang diajukan melalui Bankeu. Sedangkan untuk besaran nominal secara total ada Rp 1,4 miliar.

“Ada yang dapat Rp 200 juta, ada yang Rp 100 juta, dan ada yang Rp 150 juta. Karena desa saat ini kan secara sarpras butuh bantuan selain dari dana desa,” terangnya.

Dari perbaikan jalan melalui dana Bankeu sendiri, Sugianto menyebut terbagi dalam berbeda jenis pengerjaan. Dikatakan ada 7 titik jalan yang diberikan pengaspalan. Sedangkan satu titik dikerjakan dengan rabat beton. (Lingkar Network | Aziz Afifi – Koran Lingkar)

Exit mobile version