GROBOGAN, Lingkarjateng.id – Dua anak berinisial R (10) dan A (5) yang merupakan korban keracunan makanan yang diduga dicampur racun serangga, saat ini masih dalam perawatan intensif di RSUD Soedjati Purwodadi.
Akibat peristiwa keracunan tersebut, ibu dari kedua anak meninggal dunia dan dimakamkan di Desa Mangunrejo, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan pada Jumat (27/05) kemarin.
Dokter Umum RSUD Soedjati Purwodadi, Laksmi mengatakan, saat ini pihaknya masih intensif melakukan perawatan terhadap kedua anak tersebut. Kini, kedua anak itu pun kondisinya semakin membaik.
“Kondisi pasien kondisinya pada saat sekarang membaik, sudah kita lakukan tindakan untuk menawar racun-racunnya, sudah diperiksa dengan dokter spesialis, kondisinya membaik, tetapi tetap kita lakukan evaluasi untuk perawatan lanjutannya,” jelasnya.
Bupati Grobogan Dorong Tenaga Pendamping Desa jadi Profesional
Untuk sementara waktu, kedua korban masih ditempatkan dalam IGD RSUD Soedjati Purwodadi dan baru akan dipindahkan ke ruang perawatan setelah hasil evaluasi keluar.
Semantara itu, Kapolsek Panunggalan, I Ketut Sudiarta menjelaskan, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 07.30 WIB. Saat pihaknya mendapatkan laporan itu, korban sudah di Puskesmas. Dan ibu anak bernama Lasmi (35) meninggal dunia.
Sementara saat peristiwa terjadi, suami korban, Suparjo (40) sedang bekerja sebagai penebas padi di Kecamatan Dempet, Kabupaten Demak. Rumah pun hanya ada korban dan dua anaknya.
BPBD Grobogan Hentikan Pencarian Korban Tenggelam di Sungai Tuntang
Diduga, sang ibu mengajak anaknya bunuh diri dengan mencampurkan racun serangga pada makanan. Penyebab itu terungkap lantaran makanan yang dikonsumsi ada racun serangga.
“Di dalam makanan yang dikonsumsi korban ada racun serangga, dan tidak ada orang lain selain mereka bertiga. Karena itu diduga kejadian tersebut merupakan bunuh diri,” terangnya.
Meski ditemukan obat serangga di makanan korban, namun Kapolsek menyebut tak ada busa di mulut korban. Belum diketahui motif dari korban melakukan aksi nekat tersebut. Namun diduga karena himpitan ekonomi. (Lingkar Network | Muhamad Ansori – Koran Lingkar)