PATI, Lingkarjateng.id – Banjir menerjang Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati tepatnya di wilayah Pasar Glonggong. Akibatnya, lapak milik para pedagang sepi pembeli.
Meskipun banjir, para pedagang yang sehari-hari berjualan di Pasar Glonggong tetap menggelar lapaknya. Mereka berjualan di tepi Jalan Raya Jakenan-Winong dan Jalan Raya Jakenan-Pati.
Berbeda dengan hari biasanya, dimana lapak para pedagang ramai dikunjungi pembeli. Namun kali ini, air yang menggenangi pasar dan jalan tampaknya berimbas pada lapak pedagang.
Banjir di Pati, Arus Lalu Lintas Jalan Jakenan-Winong Lumpuh
Hal ini diungkapkan oleh salah satu pedagang di Pasar Glonggong, Supri (38). Ia mengaku bahwa dagangan miliknya tidak seramai hari biasanya lantaran banjir setinggi 50 sentimeter menggenangi Pasar Glonggong.
“Kondisi pasar untuk saat ini sangat sepi dan pembelinya sangat berkurang,” kata Supri, pada Kamis, 14 Maret 2024.
Sementara itu, salah satu pengunjung Pasar Glonggong, Darsuki (43) merasa kasihan pada para pedagang yang sepi pembeli.
Bahkan, terdapat lapak pedagang yang roboh akibat gelombang air yang dihasilkan oleh kendaraan yang melintasi banjir.
“Penjual-penjual di tepi jalan bangunannya sampai roboh karena terkena gelombang air. Memang gelombang yang ditimbulkan dari kendaraan roda empat dan roda dua tersebut sangat memprihatinkan,” kata Darsuki.
Sebelumnya, banjir di Pati juga memutus arus lalu lintas Jalan Raya Jakenan-Winong, pada Kamis, 14 Maret 2024. Ketinggian air yang menggenangi jalan mencapai 60 sentimeter atau setinggi pinggang orang dewasa.
Banjir tersebut menggenangi jalan yang terletak di Desa Tambahmulyo, Kecamatan Jakenan dan Desa Wirun, Kecamatan Winong pagi dini hari.
Selain menggenangi jalan, air juga merendam rumah-rumah warga. Akibatnya, berbagai perabot rumah tangga harus dinaikkan ke atas meja agar aman dari banjir. (Lingkar Network | Setyo Nugroho – Lingkarjateng.id)