Cegah Stunting di Pati, Distapang Beri Bantuan Pangan 7 Kecamatan

Cegah-Stunting-di-Pati,-Distapang-Beri-Bantuan-Pangan-7-Kecamatan

MENYERAHKAN: Kabid Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Distapang Pati, Alfianingsih memberikan bantuan pangan kepada orang tua balita penderita stunting di Pati. (Ika Tamara Dewi/Lingkarjateng.id)

PATI, Lingkarjateng.idStunting atau gagal tumbuh pada anak balita akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek, masih menjadi pekerjaan rumah bagi Pemerintah Kabupaten Pati. Salah satu kecamatan di Kabupaten Pati yang tiap tahun terjadi kasus stunting adalah kecamatan Kayen. 

Melihat kondisi tersebut, Dinas Ketahanan Pangan (Distapang) Kabupaten Pati turut andil dalam pencegahan dan penanganan stunting di Pati. Hal tersebut ditunjukkan dengan digelarnya acara sosialisasi dan penyerahan bantuan bahan makanan, kepada keluarga miskin dengan balita stunting dan gizi buruk penanganan daerah rawan pangan tahun 2022.

“Jadi, kegiatan ini pemberian bantuan dan sosialisasi untuk penanganan kasus stunting terutama di daerah yang rawan pangan. Itu merupakan kegiatan rutin setiap tahun dilakukan oleh Dinas Ketahanan Pangan dan untuk tahun ini, kami mendapatkan anggaran untuk 110 balita kasus stunting dengan gizi buruk yang kami laksanakan di 7 kecamatan,” kata Kepala Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan, Distapang Kabupaten Pati, Alfianingsih.

Kunjungi Pati, Casytha Arriwi Kampanyekan Perang Melawan Stunting

Dirinya menjelaskan, pihaknya juga sudah melakukan di Gunungwungkal dengan mendatangkan 3 kecamatan yaitu Gunungwungkal, Tayu, dan Margoyoso. Selanjutnya, pihaknya akan menyalurkan di Pucakwangi dan Jaken.

Pada kesempatan tersebut, pihaknya memberikan bahan pangan berupa beras sejumlah 30 kilogram, gula pasir 3 kilogram dan 3 kardus susu formula untuk masing-masing balita. Dirinya berharap, dengan sosialisasi dan bantuan yang diberikan dapat menekan jumlah balita dengan kasus stunting di Pati. Sementara, sosialisasi disampaikan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pati yang menjelaskan terkait pangan lokal untuk dijadikan MPASI bagi balita.

“Imbauannya untuk orang tua harus lebih sabar, kreatif, mau meluangkan waktu untuk anak-anak. Karena 1.000 hari kehidupan pertama anak itu sangat penting jangan sampai terabaikan. Kami juga berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Pati sebagai pemateri. Jadi, memang tidak bisa penanganan kasus stunting di Pati ini kita berdiri sendiri, kita harus bersinergi,” jelasnya.

DPC PERSAGI Pati Komitmen Turunkan Angka Stunting

Kepala Puskesmas Kayen, Indri Kurniasari menyampaikan terima kasih kepada Dinas Ketahanan Pangan atas bantuan yang telah diberikan kepada balita penderita stunting di wilayah binaannya. Menurutnya, memang setiap tahun ada desa di Kecamatan Kayen yang menjadi lokus stunting.  

“Hal tersebut dipengaruhi banyak faktor seperti kondisi pola asuh, pola makan, kemudian kondisi sosial ekonomi juga rendah. Kebersihan kurang, pengetahuan orang tua terhadap kesehatan balita juga kurang. Ya, tetap tiap tahun ada kasus walaupun tidak banyak,” tandasnya. (Lingkar Network | Ika Tamara Dewi – Koran Lingkar)

Exit mobile version