BATANG, Lingkarjateng.id – Para petani di Kabupaten Batang diingatkan untuk memperhatikan pola tanam saat memasuki musim hujan sebagai upaya mencegah serangan hama maupun banjir yang nantinya dapat mengakibatkan gagal panen.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batang melalui Dinas Pangan dan Pertanian (Dispaperta) Kabupaten Batang telah telah melakukan penyuluhan kepada para petani untuk melakukan antisipasi kemungkinan terjadinya bencana sesuai karakteristik di wilayah masing masing.
“Para petani yang tergabung pada gabungan kelompok tani (Gapoktan) yang akan melaksanakan program masa tanam pertama padi pada awal pekan Januari 2024 hingga 10 hari ke depan perlu waspada karena saat ini masih memasuki musim hujan,” kata Pelaksana Tugas Kepala Dispaperta Batang, Wahyu Budi Santosa pada Selasa, 9 Januari 2024.
Secara teknis, kata dia, sesuai anjuran dari Pemprov Jateng, pihaknya sudah melakukan “rembug tani” dengan para kelompok tani untuk memperhatikan pola tanam dari berbagai ancaman seperti serangan hama dan dampak kondisi cuaca ekstrem.
“Oleh karena itu, kami mengingatkan para petani dapat mengantisipasi kondisi itu yang disesuaikan dengan karakteristik wilayahnya masing masing,” tuturnya.
Ia yang didampingi Pelaksana Tugas Kepala Bidang Tanaman Pangan Irhas Fredy Wibowo mengatakan, saat ini sebagian para petani di Batang yang berada di wilayah aman dari banjir seperti Kecamatan Warungasem dan Kandeman mulai melakukan penanaman padi.
“Ya, memang sudah ada yang mulai melakukan tanam padi dan beberapa daerah lainnya masih penyiapan benih tanaman,” ujarnya.
Ia minta para petani terus mengikuti perkembangan informasi cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelum maupun sesudah melakukan tanam padi, mengingat saat ini intensitas curah hujan terkadang cukup tinggi.
Ia mengatakan bahwa, masa tanam secara umum mengalami keterlambatan.
“Kami memperkirakan sebagian masa panen padi terjadi pada Maret-April 2024 karena pola tanam padi tidak dilakukan secara serentak. Secara umum para petani mengalami keterlambatan masa tanam sehingga masa panen fluktuatif,” terangnya. (Lingkar Network | Anta – Lingkarjateng.id)