SEMARANG, Lingkarjateng.id – Akibat bencana banjir lumpur di perumahan Wahyu Utomo Ngaliyan, Kota Semarang, Jawa Tengah, belasan warga mengalami hipertensi dan gangguan kejiwaan. Berdasarkan catatan Dinkes Kota Semarang, sebanyak 15 warga mengalami tekanan darah tinggi.
Petugas kesehatan, Reni Yunianti mengatakan, belasan korban yang mengalami hipertensi merupakan hasil pemeriksaan pada 25 orang yang memeriksakan diri di TPQ Wahyu Utomo.
“Sekitar 25 yang periksa, yang hipertensi sekitar 15 orang,” ujarnya, Rabu (9/11).
Ia menjelaskan, pelayanan kesehatan sengaja dibuka untuk warga yang terdampak bencana banjir lumpur. Pasalnya sebanyak 75 KK yang terdampak banjir lumpur semestinya dapat bantuan kesehatan dari dinas kesehatan.
Dirinya menerangkan, warga yang mengalami hipertensi merupakan dampak banjir yang menelan korban harta benda, seperti rumah, serta harta benda lainnya. Hal ini juga mempengaruhi kondisi psikologis puluhan warga terdampak banjir.
Dalam pengecekan tensi di pelayanan kesehatan, diketahui tensi korban paling tinggi di angka 175 oleh lansia. Padahal, tekanan darah normal hanya 120/80.
Selain pengecekan tensi darah, Dinkes juga melakukan pelayanan cek gula darah yang berlokasi di Puskesmas Ngaliyan.
“Tensi darah paling tinggi diderita lansia. Mereka kurang istirahat, kena tekanan, kaget dengan situasi bencana. Untuk penderita tekanan darah tinggi kami berikan vitamin,” terangnya.
Lebih jauh, aktivitas bersih-bersih rumah dan kurang tidur merupakan faktor dominan terjadinya hipertensi. Hal itu membuat tenaga terkuras lantaran dilakukan rutin tiap hari.
“Dampak kurang istirahat dan tidur, ditambah makan tidak diperhatikan, akhirnya tensi tinggi,” imbuhnya.
Atas peristiwa ini, dirinya mengimbau kepada masyarakat terdampak agar selalu menjaga kesehatan dan pola makan teratur.
“Jangan dibanyakin kerja bakti terus, nanti bikin capek,” pesannya.
Untuk membantu warga, Pemkot Semarang mengerahkan 600 personel untuk membantu warga membersihkan gunungan lumpur sisa banjir. Ratusan personel terdiri dari TNI, Polri, DPU, Satpol PP, PSDA, dan relawan yang kompak membantu warga di tiga titik sekaligus, yakni perumahan Wahyu Utomo, Tambakaji, dan Kecamatan Ngaliyan.
Plh. Walikota Semarang Izwar Aminuddin menjelaskan, pembersihan dilakukan usai hujan deras melanda 75 KK di Wahyu Utomo Ngaliyan Semarang. Dari total 75 rumah terdampak, Pemkot mengerahkan 450 personil untuk bantu membersihkan. Kemudian sebanyak 150 sisa personel ditugaskan membersihkan lingkungan, jalanan, dan saluran air.
“Hari ini kita lanjutkan dengan melakukan pembersihan lokasi, termasuk rumah-rumah warga yang terkena dampak. Jumlahnya kurang lebih 75 rumah,” ujarnya.
Ia mengaku, hujan intensitas tinggi mengakibatkan Kota Semarang mengalami banjir yang menyebabkan Sungai Beringin meluap. Meski saat ini air sudah surut, namun gundukan lumpur berceceran di jalanan dan rumah warga.
Lebih lanjut, Iswar meminta warga tidak panik, mengingat Pemkot Semarang sendiri tengah memberikan bantuan tenaga untuk membantu membersihkan rumah warga terdampak.
Bahkan dirinya meminta agar warga terdampak cukup istirahat. Karena apabila warga terus-terusan kerja, dikhawatirkan psikologi dan kesehatan warga terganggu.
“Kita minta kepada warga yang terkena dampak banjir supaya istirahat saja, tidak usah ikut bekerja. Nanti kami yang akan bekerja membersihkan rumah masing-masing warga yang terkena banjir,” pintanya.
Selain bantuan kebersihan massal, Pemkot Semarang juga mengerahkan bantuan cuci baju (laundry) gratis dan juga dapur umum. Hal itu sebagai upaya pemerintah membantu warga terdampak banjir lumpur supaya tidak mengalami penurunan kondisi psikis dan vitalitas tubuh.
Pemkot Semarang menargetkan pembersihan hingga 2 hari mendatang.
“Dapur umum tetap jalan, konsumsi untuk tenaga kerja yang bekerja hari ini juga sudah kita siapkan. Kita berharap dalam dua hari ini kondisinya sudah baik kembali,” harapnya. ( Adi Mungkas | Koran Lingkar – Lingkarjateng.id )