KUDUS, Lingkarjateng.id – Hujan dengan intensitas tinggi sempat mengguyur wilayah Kabupaten Kudus mulai dari siang hingga malam hari pada Kamis, 6 Februari 2025. Kondisi ini pun menyebabkan banjir terjadi di 40 desa dari enam kecamatan.
Kasi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus Ahmad Munaji mengatakan, banjir terjadi hampir di semua wilayah Kabupaten Kudus.
“Ketinggian limpasan air banjir ini rata-rata antara 20 hingga 120 centimeter,” katanya, Jumat, 7 Februari 2025.
Ia menyebutkan, desa-desa yang mengalami banjir yakni di Kecamatan Kaliwungu ada 8 desa, Kecamatan Jekulo ada 6 desa, Kecamatan Mejobo ada 11 Desa, Kecamatan Undaan ada 2 desa, Kecamatan Bae ada 6 desa dan Kecamatan Jati ada 7 desa.
“Diperkirakan jumlah warga yang terdampak genangan air banjir ini mencapai 16.1855 kepala keluarga (KK) atau 64.737 jiwa,” ucapnya.
Pihaknya menuturkan, untuk titik terdalam dan lama genangan berada di Desa Ngembal Rejo, Kecamatan Bae. Genangan banjir di wilayah itu disebabkan karena adanya limpasan dari Sungai Dawe dan Sungai Nolo.
“Ketinggian air berkisar 40 – 120 centimeter di jalan desa, untuk ketinggian air di dalam rumah berkisar 20 centimeter – 50 centimeter. Banjir ini juga mengakibatkan terjadi kemacetan lalu-lintas jalur Semarang – Surabaya maupun sebaliknya diperkirakan mencapai sepanjang 5 kilometer,” paparnya.
Munaji menambahkan, untuk korban jiwa maupun luka-luka dipastikan nihil. Sementara untuk kerugian materiil, kata Munaji, saat ini masih dalam proses penghitungan karena sebagian lokasi kejadian belum bisa ditindaklanjuti.
Lebih lanjut, hingga Jumat pagi, 7 Februari 2025, sebagian wilayah yang terdampak banjir sudah mulai surut meskipun masih ada genangan air.(Lingkar Network | Nisa Hafizhotus S – Lingkarjateng.id)