Antisipasi Banjir, Pemkab Jepara Gunakan Limbah FABA Tangani Tanggul Kritis

BONGKAR MUAT: Sebanyak 600 karung berisi limbah FABA diturunkan dari truk untuk penanggulangan banjir sementara di Desa Sowan Kidul, Kecamatan Kedung, Kabupaten Jepara. (Tomi Budianto/Lingkarjateng.id)

BONGKAR MUAT: Sebanyak 600 karung berisi limbah FABA diturunkan dari truk untuk penanggulangan banjir sementara di Desa Sowan Kidul, Kecamatan Kedung, Kabupaten Jepara. (Tomi Budianto/Lingkarjateng.id)

JEPARA, Lingkarjateng.idPemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jepara memberikan bantuan 600 karung berisi Fly Ash Bottom Ash (FABA) atau limbah sisa pembakaran batu bara dari PLTU sebagai penanggulangan bencana banjir sementara di Desa Sowan Kidul, Kecamatan Kedung, Kabupaten Jepara, pada Selasa, 14 Maret 2023.

Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Jepara, Arwin Noor Isdiyanto, menyampaikan bahwa karung berisi FABA tersebut akan digunakan untuk mencegah limpasan air dari sungai yang kemarin sempat membuat banjir di daerah tersebut selama sepekan.

Karena kebutuhan mendesak, kata Arwin, Pj Bupati Jepara membiayai pengambilan FABA dalam karung yang disediakan oleh PLTU untuk diturunkan di beberapa titik lokasi yang mendesak untuk ditangani, sehingga tidak berdampak semakin luas.

Cegah Banjir Datang Lagi, Warga Perbaiki Tanggul Sungai SWD Jepara

“Jadi kemarin pada saat terjadi banjir di banyak tempat yang terkena limpasan air dari sungai, seperti di Sowan Kidul yang tanggulnya kritis sehingga membuat limpasan air sehingga merendam pemukiman warga. Dengan sak berisi FABA ini, kita tinggikan tanggulnya sehingga ketika air naik lagi tidak melimpas ke kampung,” jelasnya.

Selain itu, lanjut Arwin, bantuan juga akan diberikan di sejumlah daerah yang membutuhkan. Seperti di Desa Dorang, Kecamatan Nalumsari dan Pantai Semat yang terkena abrasi sehingga mengakibatkan bangunan objek wisata dan warung-warung di sana terdampak.

“Jadi setelah di Sowan Kidul sudah cukup, kita akan geser ke Pantai Semat dan Dorang. Hal ini dilakukan untuk penanggulangan sementara karena mendesak agar dampaknya tidak meluas,” tegasnya. (Lingkar Network | Tomi Budianto – Koran Lingkar)

Exit mobile version