300 Hektare Lahan di Rembang Terendam Banjir, Petani Rugi Rp 2,85 Miliar

POTRET: Salah satu lahan pertanian yang terendam banjir di Desa Maguan, Kecamatan Kailori, Kabupaten Rembang beberapa waktu lalu. (R Teguh Wibowo/Lingkarjateng.id)

POTRET: Salah satu lahan pertanian yang terendam banjir di Desa Maguan, Kecamatan Kailori, Kabupaten Rembang beberapa waktu lalu. (R Teguh Wibowo/Lingkarjateng.id)

REMBANG, Lingkarjateng.id – Sekitar 300 hektare lahan pertanian di tiga kecamatan di Kabupaten Rembang terendam banjir. Para petani pun harus menanggung rugi hingga jutaan rupiah.

Sebelumnya, banjir akibat intensitas hujan yang tinggi di Rembang juga melanda di delapan desa yang ada di Kecamatan Lasem, Kaliori, dan Sumber pada Sabtu, 15 Oktober 2022.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dintanpan) Kabupaten Rembang, Agus Iwan Haswanto, mengatakan bahwa  pihaknya sudah menerjunkan tim untuk melakukan penghitungan jumlah lahan pertanian yang terendam banjir.

Menurut data yang telah dihimpun, total ada kurang lebih 300 hektare yang meliputi lahan pertanian tanaman pangan dan perkebunan yang terendam banjir. Adapun lahan yang paling terdampak banjir adalah tanaman jagung, tembakau, cabai dan tanaman hijau lainnya.

Jika dikalkulasi, lanjut Agus, total kerugian akibat banjir pada sektor pertanian mencapai Rp 2,85 miliar. Estimasi kerugian dihitung antara Rp 8 juta sampai Rp 10 juta per hektare.

“Paling banyak itu tanaman jagung, hampir 200 hektare. Kemudian tembakau, cabai, dan seperti kacang-kacangan itu,” sebutnya.

Hingga saat ini Dintanpan masih menerjunkan tim untuk mendampingi para petani mengurus lahan dan tanaman mereka setelah terendam banjir. Untuk tanaman jagung yang tidak bisa diselamatkan, Dintapan menyarankan agar petani melakukan panen muda dengan menjual tebon untuk meminimalisir dampak kerugian.

Sedangkan tanaman lain yang tidak selamat disarankan untuk dicabut dan mengganti dengan tanaman padi. Mengingat sebagian petani sudah mulai melakukan masa tanam satu. Hal itu mempertimbangkan curah hujan yang turun belakangan ini.

“Itu yang terdampak signifikan wilayah Kecamatan Sumber dan Kaliori,” tandasnya. (Lingkar Network | R Teguh Wibowo – Koran Lingkar)

Exit mobile version