KUDUS, Lingkarjateng.id – Intensitas hujan yang tinggi dalam beberapa hari terakhir, mengakibatkan debit air aliran Sungai Piji dan Sungai Wulan meningkat. Hal ini pun menyebabkan limpasan air sungai meluap ke permukiman warga.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus mencatat ada 9 desa dari 4 kecamatan yang terdampak limpasan air dari kedua sungai tersebut.
Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Kudus, Mundir melalui Kasi Kedaruratan Ahmad Munaji menyampaikan, ada sekitar 4.132 Kepala Keluarga (KK) yang terdampak banjir akibat limpasan air sungai.
“Dari jumlah KK tersebut, ada sekira 13.102 jiwa yang terdampak banjir,” ucapnya.
Ia menyebutkan, wilayah yang terdampak banjir di antaranya berada di Kecamatan Kaliwungu yakni Desa Prambatan Lor dan Desa Setrokalangan.
Kemudian di Kecamatan Mejobo yakni Desa Kesambi dan Desa Temulus.
Lalu, di Kecamatan Jekulo yakni Desa Tenggeles dan Desa Pladen.
Sedangkan di Kecamatan Jati yakni banjir menggenangi wilayah Desa Tumpangkrasak, Desa Ngembalrejo, dan Desa Tanggulangin.
“Penyebabnya yakni hujan deras disertai angin sejak Senin, 11 Maret 2024 malam hingga hari ini Kamis, 14 Maret 2024,” bebernya.
Pihaknya pun saat ini terus berupaya menangani banjir dengan cara berkoordinasi bersama pihak terkait. Diantaranya seperti menutup pintu air Sungai Wulan di Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati dan Kecamatan Undaan.
“Kami juga melakukan penyedotan air menggunakan dua mesin dari Dinas PUPR sejak Senin, 11 Maret 2024 di Desa Tanggulangin,” jelasnya. (Lingkar Network | Nisa Hafizhotus Syarifa – Lingkarjateng.id)