REMBANG, Lingkarjateng.id – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Saifullah Yusuf alias Gus Ipul, memberikan tanggapan tegas terhadap desakan mundur yang disampaikan oleh peserta Pra-Muktamar Luar Biasa (MLB) Nahdlatul Ulama (NU) yang digelar di Jakarta pada Sabtu, 21 Desember 2024 lalu.
Tuntutan tersebut diungkapkan oleh Kyai Haji Syarbani Haira yang menilai bahwa kinerja PBNU saat ini sedang dalam sorotan tajam di bawah kepemimpinan Ketua Umum Yahya Cholil Staquf atau yang akrab disapa Gus Yahya.
Dalam pandangan para peserta Pra-MLB, kondisi PBNU saat ini dinilai tidak sehat dan tengah dilanda konflik organisasi yang cukup serius. Namun, Gus Ipul menepis semua anggapan tersebut saat ditemui di acara PKH Jateng Fest ke-7 yang berlangsung di Pantai Karang Jahe, Kabupaten Rembang, pada Senin, 23 Desember 2024.
“Tidak ada muktamar dari NU, saat ini NU lagi solid-solidnya,” tegas Gus Ipul yang juga menjabat sebagai Menteri Sosial.
Gus Ipul menambahkan bahwa dirinya tidak melihat adanya MLB yang dilakukan di daerah mana pun. Menurutnya, hal itu menjadi bukti bahwa NU tetap kuat dan bersatu. Selain itu, ia juga tidak setuju dengan istilah MLB yang dinilai tidak mencerminkan realitas di lapangan.
“Bahasa MLB itu hanya omon-omon saja,” tegasnya.
Lebih lanjut, Gus Ipul mengajak para pengurus yang memiliki keinginan untuk berbicara atau mengusulkan perubahan agar dapat diakomodasi dengan baik. Namun, ia menekankan bahwa jika semua ini hanya sekedar omongan tanpa tindakan nyata, maka tidak akan ditanggapi.
“Kami terbuka untuk dialog, tetapi mari kita buktikan dengan tindakan nyata,” ujarnya.
Gus Ipul mengungkapkan bahwa PBNU tetap berkomitmen untuk menjaga keutuhan dan solidaritas dalam organisasi, walaupun ada suara-suara yang mendesak perubahan. Dalam situasi yang dinamis ini, NU diharapkan dapat terus bersinergi untuk mencapai visi dan misinya demi kemaslahatan umat.
Oleh karena itu, ia berpesan kepada semua pihak agar tetap menjaga semangat persatuan, terutama di tengah tantangan yang dihadapi.
“Kita harus fokus pada tujuan bersama untuk memajukan NU dan masyarakat,” pungkasnya. (Lingkar Network | Lingkarjateng.id)