Lingkarjateng.id – Kabupaten Pati yang dikenal dengan julukan Bumi Mina Tani, memiliki semboyan dan lambang daerah yang sarat makna filosofis dan historis. Semboyan ini ditetapkan melalui Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Pati Nomor 3 Tahun 1993, dan hingga kini menjadi identitas kuat yang merepresentasikan semangat dan jati diri masyarakat Pati.
Apa Makna dari “Bumi Mina Tani”?
Semboyan BUMI MINA TANI merupakan akronim dari kata-kata penuh makna, yakni:
B: Berdaya
U: Upaya
M: Menuju
I: Identitas Pati
M: Makmur
I: Ideal
N: Normatif
A: Adil
T: Tertib
A: Aman
N: Nyaman
I: Indah
Makna dari masing-masing unsur tersebut mencerminkan visi masyarakat Kabupaten Pati dalam membangun daerahnya. “Berdaya” mencerminkan kemampuan untuk mewujudkan cita-cita, sementara “Upaya” menggambarkan usaha kolektif menuju tujuan. “Identitas Pati” menjadi titik tolak pembangunan berbasis karakter lokal. Sementara kata-kata seperti “Makmur”, “Ideal”, “Adil”, “Tertib”, hingga “Indah”, merupakan kondisi ideal yang ingin dicapai untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang sejahtera dan harmonis.
Simbol Kabupaten Pati
Selain semboyan, Kabupaten Pati juga memiliki simbol ikonik berupa Keris Rambut Pinutung dan Kuluk Kanigara. Kuluk, yang berarti mahkota, adalah simbol kekuasaan para raja di masa lampau, khususnya dari Kerajaan Carangsoka. Dipercaya memiliki kekuatan magis, Kuluk Kanigara merupakan pusaka yang sangat didambakan karena diyakini akan membawa kejayaan bagi pemiliknya. Pasangannya, Keris Rambut Pinutung, melambangkan kekuatan, persatuan, dan kedaulatan. Kedua pusaka ini dahulu dimiliki oleh Adipati Kembangjaya atau Jayakusuma, dan kini menjadi simbol kedaerahan Kabupaten Pati.
Makna Filosofis Lambang Daerah Kabupaten Pati
Lambang resmi Kabupaten Pati telah diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 1971. Lambang ini berbentuk perisai sebagai simbol pertahanan dan perlindungan. Di dalamnya terdapat berbagai elemen dengan makna tersendiri:
– Bintang lima melambangkan nilai Ketuhanan dan semangat mengamalkan Pancasila
– Rantai bulat dan persegi menggambarkan semangat kemanusiaan
– Kayu jati menandakan Pati sebagai daerah penghasil jati
– Pita merah putih menyimbolkan keberanian dan kesucian
– Keris dan kuluk menjadi lambang kejayaan dan keutuhan daerah
– Pohon beringin mencerminkan kepemimpinan dan pengayoman pemerintah
– Gunung, laut, dan daratan melambangkan kekayaan alam
– Rumah Pencu dan 21 genting hias menunjukkan semangat warga dan jumlah kecamatan
– Kapuk randu, padi, dan kapas mencerminkan kemakmuran dan kesejahteraan
– Bambu runcing menjadi simbol perjuangan, lengkap dengan angka-angka yang menggambarkan tanggal proklamasi 17-8-1945
– Kepala banteng mengandung makna demokrasi dan semangat permusyawaratan
– Ukiran di kanan kiri lambang Pati merepresentasikan budaya luhur dan daya cipta masyarakat
Baik semboyan Bumi Mina Tani dan lambang daerah Kabupaten Pati bukan sekadar ornamen identitas, melainkan cerminan nilai-nilai luhur, sejarah, dan harapan masyarakatnya. Dari pusaka bersejarah hingga simbol kesejahteraan rakyat, seluruh elemen ini memperkuat karakter Pati sebagai daerah yang menjunjung tinggi budaya, keadilan, serta kemajuan berlandaskan kearifan lokal.
































