KAB.SEMARANG, Lingkarjateng.id – Menjelang malam pergantian tahun 2026, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Semarang, Alexander Gunawan Tribiantoro mengatakan, berbagai langkah antisipasi telah dilakukan jauh sebelum perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026.
“Gladi kesiapsiagaan bencan alam sudah kami laksanakan, jauh sebelum dilaksanakannya perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026 ini, termasuknya Apel Kesiapsiagaan Bencana Alam juga sudah kami lakukan bersama TNI dan Polri,” kata Alex di Kantor BPBD Kabupaten Semarang, Ungaran, Minggu, 28 Desember 2025.
Ia menjelaskan, kesiapsiagaan juga melibatkan relawan dan masyarakat guna meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana yang dapat terjadi sewaktu-waktu.
“Dan semua kegiatan itu, untuk menyiagakan kita sebagai petugas supaya bencana alam ini bisa diantisipasi proses penyelematannya untuk meminimalisir banyaknya korban yang dapat ditimbulkan dari adanya peristiwa bencana alam,” sebutnya.
Selain sosialisasi kepada masyarakat melalui komunitas relawan, kepemudaan, dan organisasi kemasyarakatan, BPBD juga melakukan patroli di sejumlah titik rawan bencana.
“Bahkan kami juga menyiagakan personil kami untuk bersiaga di dua posko yang ada, meskipun hal ini sudah kami lakukan sejak persiapan Natal kemarin, hingga nanti jelang malam Tahun Baru 2026,” bebernya.
Dua posko tersebut yakni Posko Induk BPBD di Ungaran dan Posko Terpadu di wilayah Bawen.
“Tidak hanya personil BPBD saja yang bersiaga, namun kami juga melibatkan teman-teman relawan untuk membantu pengamanan di malam tahun baru nanti,” terang dia.
Sebanyak 50 personel BPBD disiagakan secara bergiliran selama enam hari, dibantu personel Damkar, Linmas, serta relawan dari berbagai komunitas.
“Khusus di tahun baru nanti, kami juga menyiagakan satu tim khusus untuk berpatroli di wilayah Kecamatan Bandungan yang menjadi titik pusat keramaian berkumpulnya banyak orang,” imbuhnya.
Menurut Alex, Bandungan, khususnya kawasan Gedong Songo dan Alun-alun Bandungan, diprediksi menjadi pusat keramaian masyarakat.
“Kalau di Gedong Songo itukan hanya beroperasi hingga jam 17.00 WIB saja, sehingga petugas yang kami siagakan ini hanya petugas khusus patroli, usai berpatroli petugas akan bersiaga di Kantor Kecamatan Bandungan,” katanya.
Petugas BPBD juga bersifat multifungsi, baik untuk antisipasi kebencanaan maupun membantu pengamanan bersama TNI, Polri, dan Pamswakarsa. Sementara di wilayah lain, pengamanan dilakukan melalui monitoring karena keterbatasan personel.
“Montoring yang kami lakukan ini untuk upaya dapat menjangkau seluruh wilayah di Kabupaten Semarang,” pungkasnya.
Jurnalis: Hesty Imaniar
Editor: Sekar S





























