DEMAK, Lingkarjateng.id – Menjelang peringatan Hari Santri Nasional pada 22 Oktober, Ketua DPRD Demak, Zayinul Fata, menyampaikan harapannya agar pemerintah semakin serius dalam mewujudkan transformasi pesantren, baik dari aspek pembangunan infrastruktur maupun suprastruktur.
Zayinul mengungkapkan rasa bahagianya menyambut Hari Santri yang menjadi momentum penting bagi seluruh elemen bangsa, terutama komunitas pesantren.
Ia berharap momen Hari Santri dapat mendorong kemajuan dan kemandirian pendidikan berbasis keagamaan di Indonesia.
“Transformasi pesantren adalah keniscayaan. Selama ini pesantren tumbuh mandiri dari kultur dan akar yang kuat di masyarakat. Tapi kini saatnya negara hadir lebih aktif dalam memberikan kebutuhan dan perlindungan kepada pesantren,” ujarnya di Demak, Selasa, 21 Oktober 2025.
Menurutnya, negara telah menjamin pendidikan formal dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi, namun belum sepenuhnya memberikan dukungan yang sama terhadap pendidikan di pesantren.
Padahal, kata dia, pesantren memiliki peran vital dalam pembangunan karakter dan moral bangsa.
“Kita sudah memiliki Undang-Undang Pesantren. Maka salah satu wujud nyata dari UU tersebut haruslah berupa perhatian serius terhadap kehidupan dan pembangunan pesantren, termasuk dukungan terhadap fasilitas dan infrastruktur,” tegasnya.
Ia menyoroti pentingnya bantuan pemerintah dalam pembangunan gedung asrama, madrasah, hingga ruang belajar yang layak bagi santri dan kyai. Kehadiran negara dalam hal ini dinilai sebagai bentuk nyata dari perlindungan dan pengakuan terhadap kontribusi pesantren.
Zayinul turut menyinggung musibah bencana yang menimpa salah satu pesantren di Jawa Timur beberapa waktu lalu.
Ia menilai kejadian itu harus menjadi bahan evaluasi dan titik balik agar negara semakin tanggap terhadap kebutuhan pesantren, terutama dalam bantuan infrastrukturnya.
“Di momen Hari Santri ini, mari kita jadikan peringatan sebagai koreksi bersama agar negara betul-betul hadir, tidak hanya dalam pembangunan infrastruktur, tapi juga suprastruktur pesantren,” tutupnya.
Jurnalis: M. Burhanuddin Aslam
Editor: Rosyid
































