KUDUS, Lingkarjateng.id – Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Kudus mendorong sekolah-sekolah di wilayahnya untuk meraih predikat sekolah adiwiyata.
Kabid Pendidikan Dasar Disdikpora Kudus, Anggun Nugroho, mengatakan butuh banyak persiapan untuk merealisasikan program sekolah adiwiyata yang merupakan inisiatif Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Anggun menyebutkan menjadi sekolah adiwiyata butuh kesiapan dari sisi kebijakan, kurikulum, kegiatan partisipatif, serta pengelolaan sarana prasarana ramah lingkungan.
Dia pun mengatakan jika tidak ada dukungan langsung dari kementerian terkait maka pihak sekolah akan kesulitan memenuhi indikator penilaian.
“Sekolah hanya mengandalkan dana BOS, padahal dana itu juga dibutuhkan untuk prioritas lain di sekolah,” ujar Anggun, Sabtu, 28 Juni 2025.
Kendati demikian, kata Anggun, Disdikpora tetap berkomitmen memberikan dorongan kepada sekolah-sekolah untuk menyiapkan diri menghadapi penilaian adiwiyata.
Harapannya, akan ada dukungan lanjutan dari kementerian terkait agar target ini dapat tercapai lebih luas.
Menurutnya, seluruh pihak termasuk satuan pendidikan dan masyarakat turut mendukung terwujudnya sekolah adiwiyata demi menciptakan lingkungan belajar yang sehat, bersih, dan berkelanjutan.
Data terbaru menunjukkan dari sekitar 900 sekolah di Kudus dari jenjang SD hingga SMA baru 126 sekolah yang menyandang predikat adiwiyata, baik di tingkat kabupaten, provinsi, nasional, maupun mandiri.
Banyaknya sekolah adiwiyata juga mempengaruhi penilaian status Kabupaten Kota Sehat (KKS). Sedangkan untuk menuju status KKS, Kepala Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Lingkungan Hidup (PKPLH) Abdul Halil menyebutkan minimal 30 persen sekolah harus berpredikat sekolah adiwiyata.
Jurnalis: Fahtur Rohman
Editor: Ulfa P

































