KAB. SEMARANG, Lingkarjateng.id – Jembatan Kaligung yang terletak di perbatasan Kelurahan Kalirejo dan Sidomulyo, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, kini tengah dibongkar dan diperbaiki oleh Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Semarang.
Upaya ini dilakukan menyusul seringnya terjadi banjir dan genangan air di ruas Jalan MT Haryono setiap kali hujan deras mengguyur wilayah tersebut.
Kepala DPU Kabupaten Semarang, Valeanto Sukendro, mengungkapkan bahwa Sungai Kaligung sendiri memiliki panjang sekitar 9,79 kilometer dengan luas daerah aliran mencapai 11,05 kilometer persegi.
Namun, kapasitasnya sering tidak mampu menampung debit air saat musim hujan, terlebih setelah adanya perubahan tata guna lahan di Ungaran Timur yang sebelumnya merupakan daerah resapan air dan kini berubah menjadi kawasan permukiman.
Untuk mengatasi hal ini, pengerukan sungai sekaligus perbaikan jembatan mulai dilakukan sejak 28 Juli 2025 dan ditargetkan selesai dalam 120 hari atau pada November 2025. Proyek ini didanai dari bantuan keuangan khusus Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sebesar Rp 1.949.568.000.
Ia menjelaskan bahwa fokus utama proyek adalah peningkatan kapasitas jembatan.
“Pengerjaan proyek ini adalah proyek peningkatan kapasitas jembatan di Sungai Kaligung, yang rencananya kita naikkan sekitar 50 centimeter kemudian ditambah lebar 1,5 meter, sehingga total lebarnya akan bisa mencapai 7 hingga 7,5 meter,” ungkap Kendro, sapaan akrabnya.
Lebih lanjut, ia menyebutkan pembongkaran dilakukan sebagai bentuk pemeliharaan dan juga untuk mempercepat aliran air yang selama ini terhambat akibat penyempitan di area jembatan.
“Jadi memang istilahnya bukan mengatasi untuk banjir, tapi pembongkaran ini bertujuan untuk pemeliharaan jembatan dan juga untuk mempercepat aliran air di Sungai Kaligung,” terangnya.
Kendro berharap setelah perbaikan selesai, genangan air yang biasa muncul saat hujan lebat bisa diminimalkan.
“Setelah di bongkar nanti, air itu akan mengalir cepat, dan tidak tergenang di jembatan ini sehingga menyebabkan banjir seperti yang sudah-sudah terjadi. Karena awalnya satu jam air itu tidak bisa mengalir, dan ini setelah adanya pembongkaran dan pemeliharaan ini kami harapkan aliran air bisa terus jalan lancar tidak sampai setengah jam,” tegasnya.
Tidak hanya jembatan, DPU juga menyiapkan langkah-langkah lain untuk mempercepat aliran air dan mencegah genangan, salah satunya dengan membuat polder atau kolam retensi.
“Kami bahkan bekerja sama dengan polder milik Perumahan Amaya yang ada di dekat Sungai Kaligung ini untuk semakin membuat cepat aliran air di Sungai Kaligung, sehingga diharapkan tidak ada genangan air lagi yang menyebabkan banjir,” lanjutnya.
Pekerjaan juga mencakup pembangunan saluran drainase tambahan untuk memastikan waktu aliran air tidak lebih dari 30 menit. November nanti menjadi waktu krusial untuk menguji efektivitas proyek ini, seiring masuknya musim hujan.
Terkait sedimentasi sungai, Kendro mengakui kondisi Sungai Kaligung memang mengalami penumpukan cukup tinggi. Karena itu, pengerukan menjadi bagian penting dari proyek untuk mencegah banjir di wilayah Sidomulyo dan Kalirejo.
Selama proses pengerjaan berlangsung, ruas jalan arah Kalirejo ditutup dan arus lalu lintas dialihkan melalui Ungaran atau Semarang via Exit Tol Ungaran.
Jurnalis: Hesty Imaniar
Editor: Rosyid































