SEMARANG, Lingkarjateng.id – Menjelang Hari Raya Idul Adha, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) serta penyakit hewan lainnya. Salah satu langkah antisipatif yang dilakukan adalah mengirimkan surat edaran kepada pemerintah kabupaten/kota untuk memperketat pengawasan lalu lintas hewan kurban.
Sekretaris Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah, Hariyanta Nugraha, mengatakan bahwa kewaspadaan tersebut perlu didukung dengan percepatan vaksinasi terhadap hewan kurban. Ia mengungkapkan, meskipun kasus PMK tidak sebesar tahun sebelumnya, penyakit ini masih muncul secara sporadis.
“Termasuk pengeluaran dokumen-dokumen ternak antar kabupaten/kota seperti SKKH (Surat Keterangan Kesehatan Hewan) maupun sertifikat veteriner, semua harus diawasi dengan ketat. Kami sudah bersurat ke kabupaten/kota untuk meningkatkan kewaspadaan agar tidak terjadi lonjakan kasus saat pelaksanaan Idul Adha, mengingat lalu lintas ternak biasanya cukup masif,” ujarnya, Rabu, 14 Mei 2025.
Pihaknya juga tengah menyiapkan berbagai instrumen untuk mendukung pengawasan menjelang dan setelah Idul Adha. Pengawasan akan difokuskan pada lokasi-lokasi strategis seperti tempat penampungan dan penjualan hewan kurban.
“Ini untuk memastikan hewan-hewan yang diperjualbelikan dalam kondisi sehat dan layak untuk menjadi hewan kurban. Hewan yang sakit berisiko tinggi menularkan penyakit,” katanya.
Selain itu, pengecekan juga akan dilakukan di tempat-tempat ibadah seperti masjid dan musala yang melaksanakan penyembelihan hewan kurban. Pemeriksaan ini mencakup aspek kesehatan dan kelayakan hewan, termasuk usia dan proses pemotongan sesuai syariat.
Di sisi lain, Haryanto menyebutkan bahwa jumlah kasus PMK tahun ini menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ini merupakan hasil dari program vaksinasi rutin dan penutupan pasar hewan yang dilakukan tahun lalu.
“Sekarang kasus PMK bersifat endemis, sehingga bisa muncul 1–2 kasus dalam sehari. Virusnya masih ada di sekitar kita seperti COVID-19, tapi tidak meledak seperti dulu,” jelasnya.
Meskipun tahun ini ada Instruksi Presiden (Inpres) terkait efisiensi anggaran, Haryanto memastikan program vaksinasi tetap berjalan.
“Kita masih mendapatkan dukungan anggaran meskipun terbatas, sehingga vaksin PMK masih tersedia, termasuk vaksin LSD (Lumpy Skin Disease),” tambahnya.
Dinas berharap masyarakat ikut berperan aktif dalam menjaga kesehatan hewan kurban dengan membeli dari penjual yang terpercaya serta memastikan hewan telah divaksin dan diperiksa kesehatannya oleh petugas resmi.
Jurnalis: Rizky Syahrul
Editor: Sekar S
































