BATANG, Lingkarjateng.id – Bupati Batang, M. Faiz Kurniawan, menjanjikan promosi jabatan lebih cepat bagi camat yang berhasil menerapkan program Posyandu 6 Standar Pelayanan Minimal (SPM) di seluruh wilayahnya.
“Selain itu, kecamatan juga akan mendapatkan tambahan alokasi tambahan dana indikatif sebagai bentuk apresiasi posyandu yang berhasil menerapkan 6 SPM secara optimal,” kata Faiz saat pengukuhan tim posyandu di Aula Kantor Bupati Batang pada Selasa, 29 Juli 2025.
Program Posyandu 6 SPM sendiri telah berjalan selama satu setengah bulan di tiga desa percontohan dan menjadi model awal yang akan direplikasi ke seluruh wilayah di Kabupaten Batang.
Lebih lanjut, Faiz mengatakan bahwa pengukuhan tim posyandu ini menjadi tonggak awal transformasi posyandu di Kabupaten Batang menuju pelayanan yang lebih terintegrasi dan berkelanjutan demi kesejahteraan seluruh warga.
“Untuk mendukung peran tersebut, pemerintah daerah terus mendorong kolaborasi antara kader posyandu dengan tenaga kesehatan puskesmas. Hal ini dapat memperkuat sinergi pelayanan lintas sektor seperti pendidikan, perumahan rakyat, sosial, dan ketertiban umum dalam satu meja pelayanan di posyandu,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Tim Pembina Posyandu Batang yang baru saja dilantik, Faelasufa Faiz, mengatakan posyandu adalah instrumen paling nyata dari kehadiran pemerintah di tengah masyarakat. Kita ingin memastikan bahwa posyandu menjadi garda terdepan pelayanan dasar yang berkualitas.
“Hingga saat ini, tercatat sebanyak 1.236 posyandu tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Batang. Namun, baru tiga posyandu yang telah menerapkan pelayanan berbasis 6 SPM, yakni Posyandu Desa Kemiri Barat (Kecamatan Subah), Posyandu Desa Kebumen (Kecamatan Tulis), dan Posyandu Desa Sembung (Kecamatan Banyuputih),” ungkapnya.
Dalam tiga bulan terakhir, tim penggerak telah mengunjungi lebih dari 30 posyandu guna menyerap aspirasi dan mengetahui kondisi riil di lapangan.
“Hasilnya menunjukkan bahwa kader-kader posyandu di Batang memiliki peran vital sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat,” tegasnya.
Dengan jumlah kader rata-rata 20-40 orang per desa, mereka aktif dalam menimbang dan mencatat berat serta tinggi badan balita setiap bulan.
“Tanpa para kader ini, Kabupaten Batang tidak akan memiliki data yang akurat tentang perkembangan gizi anak, sehingga kita tidak bisa mengetahui berapa tingkat penurunan stunting secara tepat,” ujarnya.
Kegiatan posyandu, meskipun sederhana, dinilai sangat kompleks karena mencakup layanan untuk anak-anak balita, ibu hamil, hingga lansia.
Faelasufa berharap, adanya tim posyandu ini dapat mendukung penurunan stunting dan memperkuat sinergi dalam membangun Kabupaten Batang.
Sumber: Pemkab Batang
Editor: Rosyid

































