JEPARA, Lingkarjateng.id – Kalakhar BPBD Jepara, Arwin Noor Isdiyanto, mendorong masyarakat, terutama di tingkat keluarga, memiliki rencana kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.
Ia menegaskan rencana kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana sangat penting karena dapat membantu mengurangi risiko dan dampak bencana, seperti resiko kematian, kerusakan infrastruktur, hingga mengurangi dampak ekonomi.
“Dengan memiliki rencana kesiapsiagaan, masyarakat dapat lebih siap menghadapi bencana dan mengurangi dampaknya,” katanya di Jepara pada Senin, 28 Juli 2025.
Arwin mengungkapkan bahwa salah satu kebutuhan yang diperlukan untuk menghadapi bencana adalah rencana kesiapsiagaan.
Kesiapsiagaan, kata dia, adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna.
Adapun beberapa upaya utama dalam menyusun rencana kesiapsiagaan menghadapi bencana, terutama untuk keluarga, di antaranya masyarakat dapat melakukan analisis ancaman di sekitar; mengidentifikasi titik kumpul dan rute evakuasi; menyimpan nomor kontak penting seperti ambulan, pemadam kebakaran, polisi, posko bencana, dan lainnya.
Masyarakat juga harus memahami sistem peringatan dini, rute evakuasi, dan rencana pengungsian, serta memiliki keterampilan mengevaluasi situasi dan tindakan melindungi diri.
“Di samping itu, juga memiliki rencana antisipasi bencana untuk keluarga dan berlatih mempraktikkannya, mengurangi dampak bahaya melalui latihan mitigasi, serta melibatkan diri dengan berpartisipasi dalam pelatihan,” ungkap Arwin.
Selain menyusun rencana kesiapsiagaan, lanjut Arwin, masyarakat juga perlu menyiapkan tas siaga bencana untuk dibawa saat terjadi suatu bencana atau kondisi darurat lain. Hal itu sebagai persiapan untuk bertahan hidup saat bantuan belum datang dan memudahkan saat evakuasi.
Adapun isi tas siaga bencana yaitu makanan ringan seperti, mie instan, biskuit, abon, cokelat, dan lainnya. Kemudian pakaian untuk tiga hari, jaket, jas hujan, selimut, masker, air minum setidaknya mencukupi kebutuhan selama 3 hari, kotak P3K atau obat-obatan, alat penerangan, surat-surat penting seperti surat tanah dan lainnya.
Kemudian perlengkapan mandi dan kebersihan, uang tunai secukupnya, radio/ponsel dan charger/baterai cadangan untuk mengabarkan kondisi dan memantau informasi bencana terkini, dan peluit untuk alat bantu meminta pertolongan saat darurat.
“Tas siaga bencana diusahakan harus yang tahan air, untuk mencegah barang yang di dalamnya basah,” pungkasnya Arwin.

Jurnalis: Tomi Budianto
Editor: Rosyid
































