PEKALONGAN, Lingkarjateng.id – Jalan utama di Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, terputus akibat longsor. Hingga Jumat, 31 Januari 2025 belum ada penanganan maksimal sehingga akses warga terhambat.
Jalan Petungkriyono yang putus juga berdampak pada perekonomian warga, salah satunya dirasakan pedagang bakso.
Yeni, pedagang bakso asal Petungkriyono, mengungkapkan bahwa dirinya turut merasakan dampak putusnya Jalan Petungkriyono. Ia harus menempuh jalan memutar dengan waktu tempuh lebih panjang.
“Biasanya perjalanan hanya satu jam, sekarang harus memutar lewat Kecamatan Paninggaran, Kecamatan Kajen, Kecamatan Kedungwuni, baru sampai Kecamatan Doro. Pulang pergi bisa sampai enam jam,” ujarnya, Jumat, 31 Januari 2025.
Banjir Rendam Tiga Kecamatan di Kota Pekalongan, Warga Mengungsi
Selain waktu tempuh yang berlipat, biaya operasional pun meningkat. “Konsumsi bensin naik tiga kali lipat. Terpaksa harga bakso saya naikkan dari Rp10 ribu jadi Rp13 ribu, bahkan sampai Rp18 ribu. Kalau tidak, saya bisa rugi,” tuturnya.
Kondisi jalan utama di Petungkriyono yang terputus ini semakin parah karena masih ada enam dukuh yang terisolasi akses jalan tertutup material longsor.
Camat Petungkriyono, Hadi Surono, menyatakan bahwa pemerintah telah menyalurkan bantuan untuk penanggulangan bencana ini.
“Kami berharap proses perbaikan bisa segera rampung agar warga tidak semakin kesulitan,” katanya.
Menurut Hadi, kunjungan Menteri Pekerjaan Umum beberapa waktu lalu membawa harapan baru bagi warga.
“Pak Menteri sudah meninjau langsung titik jalan dan jembatan yang putus. Kami berharap tindak lanjutnya bisa segera dilakukan,” imbuhnya. (Lingkar Network | Fahri Akbar – Lingkarjateng.id)