TP PKK Dukuhseti Pati Optimistis Zero Stunting 2024 Tercapai

KOMPAK: Ketua TP PKK Kab Pati, Faiza Henggar (duduk tengah) foto bersama Ketua TP PKK Dukuhseti Irma Indrasari, S.E. (duduk kanan) dan TP PKK Desa Dukuhseti dalam kegiatan Pemantauan Pelaksanaan Posyandu dan Monev Penanganan Stunting, di Desa Dukuhseti, Pati, Rabu, 15 November 2023. (Ibnu Muntaha/Lingkarjateng.id)

KOMPAK: Ketua TP PKK Kab Pati, Faiza Henggar (duduk tengah) foto bersama Ketua TP PKK Dukuhseti Irma Indrasari, S.E. (duduk kanan) dan TP PKK Desa Dukuhseti dalam kegiatan Pemantauan Pelaksanaan Posyandu dan Monev Penanganan Stunting, di Desa Dukuhseti, Pati, Rabu, 15 November 2023. (Ibnu Muntaha/Lingkarjateng.id)

PATI, Lingkarjateng.id – Ketua Tim Penggerak  Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kecamatan Dukuhseti, Kabupaten Pati, Irma Indrasari, S.E., optimistis wujudkan zero stunting pada 2024. Untuk itu, tim PKK Dukuhseti terus berupaya agar generasi muda terbebas dari kekerdilan. Menurut data saat ini, terdapat 25 anak usia di bawah dua tahun di Desa Dukuhseti yang mengalami stunting.

“Kami akan keliling ke desa-desa untuk melakukan pemantauan langsung stunting. Sehingga, program Camat Dukuhseti Zero Stunting di 2024 bisa tercapai,” ucapnya pada Rabu, 15 November 2023.

Menurut Irma Indrasari, terkadang masyarakat masih beranggapan bahwa stunting berawal dari keturunan. Padahal, itu tidak bisa dijadikan acuan utama.

“Kami yakin, dengan pemenuhan gizi yang baik dan pola asuh yang baik, tentu Kecamatan Dukuhseti bisa terbebas dari stunting,” imbuhnya.

Selain itu, beberapa masyarakat mengira kondisi stunting berawal dari kekurangan zat besi. Masyarakat bisa berkonsultasi dengan bidan desa maupun pemerintah terkait pemenuhan gizi dan nutrisi anak.

“Masyarakat bisa konsultasi dengan bidan desa maupun Pemerintah Desa (Pemdes) setempat untuk mempercepat pemenuhan gizi bagi generasi muda dengan usia di bawah dua tahun. Terlebih bagi keluarga kurang mampu yang bisa mengajukan diri sebagai penerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH),” urainya.

Sementara itu Ketua TP PKK Kabupaten Pati, Faiza Henggar, berharap orang tua yang putra-putrinya mengalami stunting tidak berkecil hati. Sebab kondisi ini bukan merupakan penyakit.

“Harapan kami, masyarakat terus berupaya untuk memperbaiki gizi generasi muda, terlebih yang usianya masih balita,” ungkapnya.

Faiza juga mengimbau kepada para ibu, agar melarang suaminya merokok di dalam rumah. Lantaran, asap rokok bisa mengakibatkan banyak penyakit.

“Selain itu, orang tua juga diharapkan agar membantu menekan pernikahan dini. Ketika sudah terlanjur menikah, agar diimbau menunda memiliki momongan terlebih dahulu,” harapnya.

Menurut Faiza, stunting juga memerlukan penanganan berupa pemberian bantuan makanan tambahan dengan protein tinggi. Bagi masyarakat yang mampu, tentu harus bisa segera mewujudkan asupan nutrisi yang baik untuk anaknya. Sedangkan untuk keluarga kurang mampu, dalam pemenuhan makanan tambahan bisa berkoordinasi dengan pemerintah desa setempat untuk memenuhi hal itu.

TP PKK diharapkan bisa membantu memasak makanan tambahan bagi balita. Selain itu memastikan makanan itu diterima dan dimakan oleh balita yang dituju. Pihaknya juga menyadari, bahwa hal ini sulit dilakukan, tetapi semua harus diupayakan agar program pengentasan stunting bisa terwujud.

“Pengentasan stunting merupakan investasi jangka panjang bidang Sumber Daya Manusia (SDM). Manfaatnya baru bisa dirasakan ketika anak-anak sudah dewasa dengan fisik yang sehat dan akal yang cerdas. Tentunya akan berimbas pada peningkatan produktivitas masyarakat,” ucapnya sambil memberi arahan. (Lingkar Network | Ibnu Muntaha – Koran Lingkar)

Exit mobile version