PATI, Lingkarjateng.id – Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pati pada periode Januari hingga Oktober 2023, tercatat 411 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dan tiga di antaranya meninggal dunia.
Kepala Dinkes Kabupaten Pati melalui Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Joko Leksono Widodo menyebut, jumlah DBD terbanyak yaitu pada Januari 2023 yang mencapai 96 kasus. Sedangkan, mulai Februari hingga Oktober kasus DBD terus mengalami penurunan.
“Kasus DBD di Pati tahun 2023 tertinggi pada Januari. Kemudian turun terus hingga terendah Agustus dan September, karena faktor alam. Terakhir pada bulan Oktober penyakit DBD di Kabupaten Pati hanya sejumlah 18 kasus. Penurunan tersebut disebabkan musim kemarau yang tidak mendukung perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti,” ujar Joko saat ditemui di Pati, Rabu, 6 Desember 2023.
Memasuki musim penghujan ini, pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terkait melonjaknya kasus DBD. Mengingat, nyamuk Aedes Aegypti berkembang pesat ketika kondisi lembab dan banyak genangan air.
“Kewaspadaan pergantian musim ini ketika sudah memasuki penghujan, Oktober sampai dengan April. Di November sampai Desember ini musim hujan sudah datang, kondisi sudah lembab. Kelembaban tersebut menyebabkan nyamuk Aedes Aegypti untuk melakukan perindukan,” jelasnya.
Ia menilai, pencegahan penyakit DBD lebih efektif dilakukan dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Pasalnya, gerakan PSN dapat mengantisipasi bahkan memberantas perkembangbiakan nyamuk. Selain itu, kata dia, PSN juga minim biaya dan mudah diterapkan.
“Penyakit DBD khusus dari Aedes Aegypti kita tidak bisa andalkan lagi fogging, kecuali darurat. Diketahui, siklus nyamuk berulang maka dengan adanya PSN akan memutus rantai siklus nyamuk DBD itu sendiri. Dengan PSN, mereka tidak bertelur lagi karena perindukkannya sudah kita berantas. Apalagi kalau PSN-nya bisa serentak,” tegasnya. (Lingkar Network | Setyo Nugroho – Lingkarjateng.id)