Rumput Sintetis Stadion Joyokusumo Pati Penuhi Standar FIFA

Sejumlah pemain muda Persipa Pati melakukan latihan di atas rumput Stadion Joyokusumo Pati beberapa waktu lalu.

SEMANGAT: Sejumlah pemain muda Persipa Pati melakukan latihan di atas rumput Stadion Joyokusumo Pati beberapa waktu lalu. (Aziz Afifi/Lingkarjateng.id)

PATI, Lingkarjateng.id – Bupati Pati, Haryanto membantah rumor bahwa rumput sintetis di Stadion Joyokusumo tidak sesuai standar Federation International de Football Association (FIFA). Menurutnya, kualitas rumput stadion sudah sangat baik, sehingga sudah memenuhi standar dari federasi sepak bola dunia tersebut.

“Lapangan ini sudah cukup baik. Dan menurut saya sudah baik, sudah memenuhi standar nasional, sudah terdaftar ke FIFA,” jelasnya, baru-baru ini.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Dinporapar) Kabupaten Pati. Kabid Keolahragaan pada Dinporapar Pati, Kardi mengklaim rumput stadion kebanggaan warga Pati itu sesuai standar FIFA. Ia sendiri merujuk di website resmi FIFA, bahwa Stadion Joyokusumo terdaftar dengan nama Wijaya Kusuma Soccer Field

Penyerahan Aset Stadion Joyokusumo Pati Dijadwalkan Awal Januari 2022

“Memang kami mencari fakta-fakta yang ada mengenai standar stadion yang menggunakan rumput sintetis. Berdasarkan laman FIFA, rumput di Stadion Joyokusumo ini termasuk berlisensi FIFA,” ungkap Kardi. 

Sedangkan provider rumput Stadion Joyokusumo, Kardi menambahkan terdaftar atas nama cocreation grass co., ltd. Sedangkan untuk jangka waktu sertifikasi yaitu sejak 20 Maret 2020 sampai dengan 19 Maret 2023.

Ia mengatakan hanya ada 8 stadion berumput sintetis di Indonesia yang berlisensi di FIFA, salah satunya Stadion Joyokusumo yang ada di Kabupaten Pati.

Capai 85 Persen, Stadion Joyokusumo Pati Siap Gelar Porprov Jateng

Banginya rumput stadion ini harus ada perawatan setiap bulannya. Ia menduga hal ini yang menjadi penyebab rumput di Stadion Joyokusumo tidak lolos survei dari PSSI untuk gelaran Liga 3.

“Memang Stadion Wijayakusumo setahun ini tidak ada perawatan memang agak keras. Seharusnya yang bersintesis itu tiap bulan harus disisir minimal empat bulan sekali ditambah gandul sehingga nanti tidak terlalu keras. Mungkin karena tidak keras ini jadi tidak layak,” tandas dia. (Lingkar Network | Aziz Afifi – Koran Lingkar)

Exit mobile version