Perpustakaan Keliling Pati Beroperasi Lagi Usai Lebaran

BERJAJAR: Sebanyak 3 armada perpustakaan keliling berjajar di halaman Dinas Kearsipan dan Perpustakaan, Kabupaten Pati. (Ika Tamara Dewi/Lingkarjateng.id)

BERJAJAR: Sebanyak 3 armada perpustakaan keliling berjajar di halaman Dinas Kearsipan dan Perpustakaan, Kabupaten Pati. (Ika Tamara Dewi/Lingkarjateng.id)

PATI, Lingkarjateng.id – Kepala Bidang (Kabid) Perpustakaan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Arpusda) Kabupaten Pati Arief Fandillah mengungkapkan, perpustakaan keliling akan kembali digencarkan setelah Idul Fitri 1443 Hijriah. Diketahui, perpustakaan keliling milik Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Arpusda) Kabupaten Pati tersebut telah cukup lama terhenti aktivitasnya karena adanya pandemi Covid-19.

“Untuk saat ini kita belum berani mengoperasikan perpustakaan keliling. Tetapi ketika nanti situasi sudah mulai longgar mungkin akan kami aktifkan setelah lebaran,” ucap Arief Fandillah saat dikonfirmasi pada Jumat (25/3).

Menurut penjelasannya, saat ini sebenarnya pihaknya masih melayani pengunjung perpustakaan yang ingin melakukan aktivitas membaca di kantor Arpusda Pati lantai satu serta setiap hari Minggu membuka layanan membaca di area Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Sukoharjo Kecamatan Margorejo.

Tumbuhkan Minat Baca, Arpusda Pati Gencarkan Perpustakaan Keliling

Lebih lanjut, Arif juga mengatakan saat ini pihaknya memiliki tiga buah armada sebagai alat transportasi untuk mengoperasikan perpustakaan keliling. Namun, saat ditanya mengenai penambahan armada, ia menjelaskan belum ada rencana tersebut dikarenakan terkendala oleh anggaran.

“Mengenai penambahan armada untuk perpustakaan keliling belum ada. Saat ini, kita masih menggunakan tiga armada tersebut. Saat pandemi Covid-19 ini kan anggaran banyak yang di-refocusing. Nah, hal itulah yang menjadi kendala kami saat ini. Walaupun sebenarnya kita tidak boleh mengeluh terkait anggaran, tapi untuk mengoperasikan transportasi perpustakaan keliling itu kan membutuhkan bensin dan sebagainya. Ditambah lagi terdapat beberapa titik lokasi baik desa maupun sekolah yang dulu dijadikan tempat transit,” tuturnya. (Lingkar Network | Ika Tamara Dewi – Koran Lingkar)

Exit mobile version