Kirab Napak Tilas Ki Ageng Penjawi Kebangkitan Pati Jilid II Segera Digelar

MENERIMA PUSAKA: Penasehat Yayasan Makam Ki Ageng Penjawi Agus Sunarko didampingi istri, Irma Indrasari, saat menerima pusaka dari juru kunci makam Ki Ageng Penjawi, sebagai rangkaian kirab Napak Tilas Ki Ageng Penjawi Kebangkitan Pati, tahun lalu. (Dok. Lingkarjateng.id)

PATI, Lingkarjateng.idKi Ageng Penjawi merupakan salah satu pahlawan dalam sejarah Pati Bumi Tani. Kemasyhurannya dikenang dan dijadikan suri teladan dari masyarakat lintas generasi.

Pengaruh yang dimilikinya begitu besar, sehingga sosok Ki Ageng Penjawi saat ini begitu melekat di hati masyarakat Pati.

Salah satu Juru Kunci Makam Ki Ageng Penjawi Teguh Jumadi Yanto menuturkan, bahwa sosok Ki Ageng Penjawi bukanlah mitos belaka. Lebih daripada itu, Ki Ageng Penjawi merupakan sosok pahlawan dalam sejarah Kabupaten Pati serta tokoh keagamaan yang dihormati.

“Semasa anak-anak sampai dewasa, Ki Ageng Penjawi menerima gemblengan ilmu keagamaan dan ilmu pemerintahan. Baik dari Sunan Kalijaga maupun dari kakek-nenek buyutnya yang merupakan keturunan Sunan Gresik,” ungkapnya pada Rabu, 3 Juli 2024.

Penguasa Kadipaten Pati pada abad ke-16 itu merupakan leluhur raja-raja Mataram Islam. Hal ini tertera jelas dalam silsilah Ki Ageng Penjawi yang berada di lokasi makamnya, di Dusun Kaborongan, Kelurahan Pati Lor, Kecamatan Pati, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Di kompleks pemakaman ini, kita bisa memperoleh banyak informasi mengenai sosok Ki Ageng Penjawi.

Dalam silsilah tersebut tertera jelas, putri Ki Ageng Penjawi, RA Waskito Jawi alias Ratu Hemas dipersunting Raja Mataram Islam pertama, Raden Sutawijaya. Dari pernikahan keduanya, lahirlah raja-raja Mataram setelahnya. Mulai dari Sultan Hanyokrowati (raja kedua) dan Sultan Agung (raja ketiga).

“Banyak sekali turunannya. Sampai Amangkurat I, Amangkurat II kemudian terpecah dengan adanya perjanjian Giyanti. Sehingga menjadi Solo dan Yogyakarta. Kemudian adanya perjanjian Salatiga dan terpecah Pakualaman, Mangkunegara,” ujar Teguh Jumadi Yanto.

Karir gemilang Ki Ageng Penjawi bermula dari seorang Tamtama pengabdi Kesultanan Pajang, yang dipimpin oleh Sultan Hadiwijoyo.
Karakternya yang santun, jujur, dan cakap membuat Ki Ageng Penjawi diangkat menjadi seorang Senopati.

Dalam sejarahnya, Ki Ageng Penjawi mampu meredam gejolak yang saat itu melanda Kasultanan Demak-Bintoro. Prestasi tersebut membuatnya diamanahkan menjadi pemimpin di Kadipaten Pati (sekarang Kabupaten Pati).

Salah satu Juru Kunci Makam, Sadiyo, juga menuturkan bahwa Ki Ageng Penjawi memiliki beberapa jenis pusaka yang digunakannya, seperti keris dan tombak.

“Masih ada Mas, tersimpan rapi di dalam situ. Kalau di sini ya begitu saja, berani menyalahgunakan nanti kena bala (malapetaka),” tuturnya.

Cerita-cerita tersebut kini menjadi penyambung lidah bagi masyarakat, untuk meneladani kehidupan serta masa kepemimpinan Ki Ageng Penjawi.

Bentuk penghormatan warga di sekitar makam kemudian diwujudkan dengan diinisiasinya rangkaian acara Haul Ki Ageng Penjawi. Di mana masyarakat dari semua kalangan dapat napak tilas sekaligus menjunjung nilai-nilai keteladanan tokoh Bumi Tani itu.

Teguh Jumadi Yanto yang juga Ketua Yayasan sekaligus Ketua Acara Haul Ki Ageng Penjawi mengatakan rangkaian kegiatan itu akan dimulai pada Minggu (7/7), bertepatan dengan perayaan Tahun Baru Islam 1446 Hijriah.

“Banyak kegiatan nanti yang kita lakukan, seperti sholawatan, penjamasan pusaka, termasuk salah satunya yang sakral itu kirab enam gunungan. Jadi kami juga sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian, Satpol PP, hingga Banser NU untuk membantu menjaga ketertiban jalannya acara. Mengingat masyarakat itu kalau sudah ‘ngalap berkah’ harus diantisipasi supaya tertib dan lancar,” tukasnya.

Teguh juga menambahkan, acara Kirab itu menjadi agenda tahunan. Dan tahun ini adalah tahun kedua.

Di sisi lain, Kepala Urusan Pembinaan dan Operasional (Kaur Bin Ops) Satlantas Polres Pati Muslimin mengatakan pihak kepolisian berencana menerjunkan sejumlah personel untuk membantu menjaga ketertiban acara.

“Ya rencana dari pihak Kepolisian akan menurunkan 115 personel untuk acara Kirab, serta 30 personel untuk acara Sholawatan,” pungkasnya.

Dengan kondisi yang stabil dan tertib, dirinya berharap rangkaian kegiatan tersebut mampu menunjukkan citra Kabupaten Pati sebagai wilayah yang damai dan aman bagi masyarakat. Terutama bagi yang ingin menyaksikan acara Kirab yang akan dilaksanakan sepanjang Jalan Penjawi, Randukuning, Kecamatan Pati, Kabupaten Pati. (Lingkar Network | Lingkar Media Group)

Exit mobile version