PATI, Lingkarjateng.id – Anjloknya harga ikan semakin mencekik perekonomian nelayan di Kabupaten Pati. Salah satu penyebabnya yakni Harga Acuan Ikan (HAI) tidak sesuai dengan kondisi di pasaran.
Kepala Bidang (Kabid) Perikanan Tangkap DKP Kabupaten Pati Sujarta saat dihubungi di Pati baru-baru ini menyatakan, berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Pati sejak Juli 2023 harga ikan mulai turun. Penurunan harga terjadi pada jenis ikan layang, pari, lemuru, dan kuniran.
“Harga ikan sampai saat ini mengalami penurunan. Namun, ada beberapa yang stabil bahkan naik. Tapi kebanyakan turun, salah satu yang turun seperti layang atau pindang,” ujar Sujarta.
Dari beberapa jenis ikan, kata dia, penurunan harga yang paling drastis ada pada ikan layang atau pindang yakni dari harga Rp21.000 menjadi Rp14.000 per kilogram. Padahal, pada bulan Juni harganya masih berada di Rp21.000 dan bulan Juli harganya masih berada di Rp15.262. Namun setelah itu, harganya mulai turun drastis.
“Harga ikan lain yang ikut turun yakni ikan lemuru, kuniran, dan cumi-cumi. Sebelumnya, pada bulan Juni harganya berada di Rp11.000, namun kini harganya menjadi Rp10.000. Kemudian, untuk harga ikan kuniran di bulan September hingga bulan November berada di Rp6.000. Sebelumnya, di bulan Juni harganya mencapai Rp8.000 lalu anjlok pada bulan Juli menjadi Rp5.346. Sedangkan harga cumi-cumi mengalami penurunan drastis. Yang semula di bulan September berada di Rp49.000, sekarang menjadi Rp40.000,” jelasnya.
Menurutnya, penurunan harga saat ini disebabkan oleh harga acuan yang tidak bisa mengatur kestabilan harga di pasaran.
“Adanya penurunan harga ikan di beberapa jenis ini karena adanya HAI yang tidak sesuai kondisi pasar. Padahal seharusnya HAI bisa mengontrol harga ikan di pasaran,” tuturnya.
Kendati demikian, ia menyebut, nelayan masih diberi harapan dengan adanya hasil tangkapan yang mengalami kenaikan. Seperti ikan tengiri yang sebelumnya berada di Rp30.000 saat ini menjadi Rp32.000. Kemudian, rajungan yang harganya terus meroket dari Rp75.000 menjadi Rp86.000.
“Rajungan pada Juni lalu Rp75.000, Juli sampai Agustus Rp86.432, lalu September Rp87.000, Oktober Rp86.000. Harga tengiri terus melonjak Januari sampai Juni Rp30.000, kemudian Juli sampai Agustus naik menjadi Rp30.690, September dan Oktober masing-masing, Rp31.000 dan Rp32.000 per kilogram,” imbuhnya. (Lingkar Network | Setyo Nugroho – Koran Lingkar)