Pelatihan Pembuatan Caping Kalo Diharapkan Jadi Peluang Usaha Baru di Kudus

PELATIHAN: Beberapa masyarakat tampak sedang menganyam caping kalo yang merupakan kerajinan khas kudus. (Nisa Hafizhotus. S/Lingkarjateng.id)

PELATIHAN: Beberapa masyarakat tampak sedang menganyam caping kalo yang merupakan kerajinan khas kudus. (Nisa Hafizhotus. S/Lingkarjateng.id)

KUDUS, Lingkarjateng.id – Pelatihan pembuatan caping kalo yang diadakan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus diharapkan bisa menjadi peluang usaha baru bagi masyarakat. Mengingat, eksistensi caping kalo saat ini mulai diangkat kembali.

Kegiatan pelatihan keterampilan ini sendiri diadakan oleh Pemkab Kudus melalui Dinas Ketenagakerjaan, Perindustrian, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disnakerperinkop dan UKM). Sasaran dari program ini yaitu para pekerja rokok ataupun keluarganya serta masyarakat umum yang sudah ditentukan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan pemerintah daerah.

Penjabat (Pj) Bupati Kudus, Bergas Catursasi Penanggungan, berharap kegiatan pelatihan pembuatan caping kalo ini tidak hanya berfungsi sebagai pelestarian budaya saja. Melainkan juga bisa menjadi peluang usaha baru bagi masyarakat.

Menurutnya, pelatihan ini bisa membantu masyarakat untuk meningkatkan produktivitas. Khususnya untuk membuka peluang usaha baru.

“Pelatihan keterampilan yang ada di Disnakerperinkop dan UKM Kudus itu ditujukan kepada masyarakat yang tidak mampu dan memang perlu peningkatan kemampuan,” ujarnya.

Bergas berharap, sasaran pelaksanaan kegiatan pelatihan keterampilan kerja ini bisa tepat sasaran. Hal ini supaya ada peningkatan kesejahteraan ekonomi bagi masyarakat yang memang kurang mampu.

“Asal target dan sasaran tujuan dalam pelatihan ini sudah tepat, harapannya bisa ada peningkatan kesejahteraan masyarakat,” imbuhnya. 

Pelatihan Pembuatan Caping Kalo Dinilai Dapat Lestarikan Budaya Khas Kudus

Sementara itu Kepala Disnakerperinkop dan UKM Kabupaten Kudus, Rini Kartika Hadi Ahmawati, menyampaikan dengan adanya pelatihan ini diharapkan pengrajin caping kalo bisa semakin banyak. 

Apalagi, kata dia, perajin caping kalo di Kabupaten Kudus saat ini hanya tersisa dua orang dengan usia yang cukup tua dan belum ada penerusnya. Oleh karena itu, dengan adanya pelatihan ini diharapkan ada regenerasi penerus perajin caping kalo.

“Saat ini caping kalo sudah menjadi identitas Kota Kudus yang dipakai bersama pakaian adat khas Kudus,” katanya.

Setelah peserta pelatihan mahir membuat caping kalo, maka pihaknya juga berencana melakukan koordinasi dengan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait agar ada kegiatan yang mewajibkan untuk memakai caping kalo sebagai bentuk pelestarian kearifan lokal. Hal ini juga bisa menjadi peluang usaha bagi para perajin caping kalo.

Salah satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang ingin bersinergi menggeliatkan kebudayaan caping kalo yakni Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Kudus. 

Kepala Disbudpar Kabupaten Kudus Mutrikah mengakui pihaknya juga berencana mensinergikan kebudayaan caping kalo dengan berbagai kegiatan. Sehingga penggunaan caping kalo nantinya bisa semakin intens.

“Jika ada kegiatan yang harus menghadirkan kostum yang dilengkapi caping kalo, tentunya bisa meningkatkan animo masyarakat untuk mempopulerkan kembali caping kalo,” ucap Mutrikah. (Lingkar Network | Nisa Hafizhotus. S – Koran Lingkar)

Exit mobile version