Dewan Kudus Minta Pembangunan Daerah Harus Sesuai Perkembangan Teknologi

RAPAT PARIPURNA: DPRD Kabupaten Kudus saat rapat paripurna dengan agenda Penjelasan Bupati terhadap Ranperda RPJPD 2025-2045, Senin, 10 Juni 2024. (Nisa Hafizhotus. S/Lingkarjateng.id)

RAPAT PARIPURNA: DPRD Kabupaten Kudus saat rapat paripurna dengan agenda Penjelasan Bupati terhadap Ranperda RPJPD 2025-2045, Senin, 10 Juni 2024. (Nisa Hafizhotus. S/Lingkarjateng.id)

KUDUS, Lingkarjateng.id Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kudus, Masan, menyampaikan pembangunan di Kabupaten Kudus harus mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2025 – 2045.

Masan juga menekankan agar pembangunan di Kudus mengikuti perkembangan teknologi. Sebab RPJD itu untuk Pembangunan yang berkelanjutan.

“RPJPD itu arahnya untuk proses pembangunan yang berkesinambungan dalam jangka waktu 20 tahun. Tentunya proses pembahasan dan perencanaanya itu harus betul-betul melihat perkembangan pembangunan dan perkembangan teknologi informasi yang ada,” terangnya, Senin, 10 Juni 2024.

Menurut legislator fraksi PDIP ini, di era yang semakin canggih maka proses perencanaan pembangunan harus menyesuaikan perkembangan teknologi di masa depan.

“Kebutuhan infrastruktur itu ke depan ‘kan bukan hanya yang kasat mata saja. Ini yang harus dilihat bagaimana teknologi informasi berpengaruh terhadap pembangunan nanti,” ungkapnya.

Masan menyebutkan, prioritas pembangunan di Kabupaten Kudus untuk 20 tahun ke depan diantaranya terkait dengan adanya bonus demografi. Hal ini bisa difasilitasi dengan adanya kebutuhan infrastruktur yang memadai untuk mendukung wirausahawan muda.

“Mereka bisa tanpa punya lapak, tanpa punya gudang tapi tetap bisa bekerja dan menjalankan usaha online dengan teknologi yang sudah semakin canggih,” ungkapnya.

Untuk menciptakan hal itu, kata Masan, Pemkab Kudus juga bisa belajar dari negara-negara kecil yang maju seperti Singapura. Ia menyebut, SDM di Kabupaten Kudus sudah mampu untuk mengembangkan usaha yang memanfaatkan teknologi.

“Kabupaten Kudus bisa belajar dari singapura supya banyak wirausaha maju seperti disana. Coba kita belajar 20 tahun ke depan kita mau melakukan apa,” imbuhnya.

Prioritas pembangunan juga harus memperhatikan bidang pendidikan dan kesehatan. Masan menilai, pendidikan dan kesehatan di Kabupaten Kudus saat ini sudah cukup bagus.

Hal ini dapat dilihat dari banyaknya sekolah dan pondok pesantren yang menjadi tujuan pelajar dari luar daerah. Ia menyebut banyak sekolah kejuruan dan pondok pesantren di Kabupaten Kudus sudah berskala internasional.

Sedangkan untuk bidang kesehatan, Kabupaten Kudus juga sudah menjadi rujukan warga luar daerah untuk berobat. Akan tetapi, masih perlu terus dikembangkan terkait pembangunan layanan spesialisasi yang memadai.

“Ketika pendidikan dan kesehatan maju, tentunya juga bisa berdampak ke hal-hal lainnya seperti pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Saya yakin persoalan di Kudus selama 20 tahun ke depan bisa diselesaikan secara bersama-sama. Banyak ahli yang berkompeten, mari kita bisa duduk bersama, dan yang menfasilitasi itu bupati,” pungkasnya. (Lingkar Network | Nisa Hafizhotus. S – Lingkarjateng.id)

Exit mobile version