KENDAL, Lingkarjateng.id—Mirna Annisa atau Mbak Mirna dikabarkan akan maju pada kontestasi Pilkada Kendal 2024. Hal ini tentu menjadi perhatian semua pihak. Terlebih, ia memiliki pengalaman politik yang patut diperhitungkan seperti keberhasilannya sebagai Bupati Kendal periode 2016-2021.
Diketahui, Mbak Mirna memulai karir politiknya di Kabupaten Kendal pada momentum Pilkada 2015 lalu. Sebagai pendatang baru, Mirna saat itu belum begitu dikenal oleh masyarakat, bahkan tak diperhitungkan.
Pasalnya, di Pilkada 2015, Mirna berhadapan langsung dengan Petahana. Tentu dalam logika politik, petahana jelas memiliki popularitas dan elektabilitas yang cukup tinggi di masyarakat Kendal. Akan tetapi, hasil Pilkada 2015, justru menetapkan Mirna sebagai pemenang.
“Ini jarang terjadi. Pertarungan duel melawan incumbent tapi berhasil mencuri perhatian masyarakat. Jadi langkah politiknya saya kira sangat luar biasa,” ujar Mastur, tokoh masyarakat Kaliwungu.
Selama menjabat, Mastur menyatakan bahwa Mirna dinilai berhasil merealisasikan janji politiknya kepada masyarakat Kendal. Salah satu yang nampak adalah perbaikan jalan.
Mirna berhasil memperbaiki jalan di Kendal sepanjang 782 kilometer atau 70 persen (547 kilometer) dengan kondisi sebelumnya yang rusak parah.
“Bahkan ia juga berhasil membangun jalur alternatif Gemuh-Patean sehingga warga merasa sangat senang,” katanya.
Mastur menegaskan bahwa selama menjabat Bupati Kendal, Mirna juga dinilai membangun komunikasi aktif dengan warganya.
Mirna merupakan sosok yang dekat dengan warganya. Mirna sering terjun langsung meminta masukan dari warga setempat. Ia juga mengakomodasi dan merealisasikan keinginan warga tersebut sepanjang memang untuk kebaikan masyarakat.
Kontribusi Mirna untuk industri di Kendal juga sangat signifikan. Bahkan banyak kemajuan terutama di Kawasan Industri Kendal banyak investor masuk.
“Sehingga saat ini, banyak warga bisa bekerja di KIK. Hal itu mengurangi pengangguran dan kemiskinan di Kendal,” tegas Mastur.
Menurutnya, jika Mirna maju, maka berpotensi untuk memenangkan kembali Pilkada Kendal 2024 ini. Pasalnya, selain sudah dikenal masyarakat, elektabilitas dan popularitasnya juga cukup tinggi. “Artinya sudah memiliki modal sebagai bupati yang berhasil membangun Kendal,” tandasnya.
Sementara pengamat politik USM, Muhammad Junaidi, menilai bagaimanapun melawan petahana Dico Ganinduto itu patut diperhitungkan. Pasalnya sebagai petahana sudah mengantongi popularitas dan elektabilitas tinggi ketimbang calon lainnya.
Tapi sebagai Bupati Kendal, Dico juga memiliki kelemahan. Yakni pada komunikasi. Pasalnya, kebijakan itu tidak hanya pada bentuk dan hasil. Tapi juga kemampuan mengkomunikasikannya pada masyarakat.
Maka jika seorang pemimpin mempunyai kemampuan komunikasi yang baik, kebijakannya itu bisa tersosialisasikan dan diterima masyarakat dengan baik pula. “Kalau saya melihat hari ini, kelemahan Dico adalah pada kemampuan komunikasinya,” tegasnya. (Lingkar Network | Syahril Muadz – Lingkarjateng.id)