Lestarikan Tradisi Leluhur, Kampung Djawa Sekatul Limbangan Gelar Wilujengan Dewi Sri

Wilujengan Dewi Sri

Acara adat Wilujengan Dewi Sri yang digelar di Kampung Djawa Sekatul, Kabupaten Kendal, pada Sabtu malam, 29 Juni 2024. (Arvian Maulana/Lingkarjateng.id)

KENDAL, Lingkarjateng.id – Dalam tradisi Jawa, upacara untuk mengagungkan Dewi Sri cukup kerap dilakukan masyarakat. Salah satunya adalah ritual yang dilakukan oleh Perkumpulan Adat Jawa Keraton Amarta Bumi yang berlokasi di Kampung Djawa Sekatul, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal. Kegiatan dipimpin oleh pimpinan adat Sri Anglung Prabu Punto Djojonagoro Cakrabuana Girinata Sabtu malam, 29 Juni 2024.

Kegiatan yang dilakukan oleh perkumpulan adat Jawa Keraton Amarta Bumi ini diawali dengan kirab gunungan padi dan sayur-sayuran. Warga dengan berpakaian adat jawa dan juga beberapa penari turut mengiringi kirab.

Dipimpin oleh tokoh adat Jawa yang membawa dupa dan sesaji, prosesi ritual dilakukan dengan khidmat dan diiringi tembang-tembangan Jawa.

Prof. Nanik Widayati Priyo Marsono, Sekjen Silaturahmi Krato Nusantara, mengatakan tradisi mengagungkan Dewi Sri sebenarnya tradisi lama dan kerap dilakukan oleh keraton-keraton yang ada di Jawa. Menurut Nanik kegiatan ini dilakukan setiap tahun di hari Sabtu pahing karena merupakan weton paling tinggi. Dalam kegiatan Wilujeng Dewi Sri, raja akan membagikan secara simbolis hasil bumi kepada rakyatnya.

Dewi Sri sendiri oleh masyarakat Jawa dikenal sebagai Dewi Padi atau yang memberikan kemakmuran hasil bumi. Kebanyakan kisah mengenai Dewi Sri terkait dengan mitos asal mula terciptanya tanaman padi sebagai bahan pangan pokok.

“Ritual mengagungkan Dewi Sri sebagai dewi padi sudah ada sejak beberapa abad yang lalu, biasanya dilakukan oleh para raja di keraton jawa, raja membagikan hasil bumi kepada rakyat agar rakyat makmur, sekalian itu supaya rakyat juga diberikan kesehatan,” ujar Nanik.

Acara ritual mengagungkan Dewi Sri menurut Nanik harus dilestarikan karena merupakan tradisi yang sangat bagus. Pasalnya, banyak pesan-pesan moral dari lagu atau tembang jawa yang dinyanyikan sepanjang acara.

“Kegiatan ini perlu dilestarikan selain dipercaya sebagai simbol kemakmuran, lagu-lagu atau tembang yang dinyanyikan ada kesan moral untuk setia kepada negara, dengan kesetiaan tersebut maka segala sandang pangan akan dijamin,” lanjutnya.

Camat Limbangan Sucipto mengapresiasi kegiatan kebudayaan berupa Wilujengan Dewi Sri yang dilaksanakan Kampung Djawa Sekatul, Kecamatan Limbangan. Menurutnya, Budaya leluhur tersebut harus dapat dimengerti masyarakat. Beberapa pesan dan juga ajakan untuk kebaikan bisa ditiru dalam kehidupan sehari-hari.

“Kegiatan yang digelar oleh permukaan adat Kraton Amarta Bumi ini sangat bagus dan saya melihat justru peran serta dari para remaja banyak terlibat, dengan keterlibatan salam tarian dan juga tembang Jawa maka akan menumbuhkan rasa cinta kepada kebudayaan dan perlu dilaksanakan setiap tahun,” ujar Cipto.

Ratusan warga yang mengikuti acara ini mendapatkan seikat padi dan sayur-sayuran dengan harapan agar mendapatkan kemakmuran rezeki dan juga kesehatan. (Lingkar Network | Arvian Maulana – Lingkarjateng.id)

Exit mobile version