Kesadaran Petani di Kendal Ikut Asuransi Usaha Tani Padi Masih Rendah

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Kabupaten Kendal, Pandu Rapriat Rogojati. (Arvian Maulana/Lingkarjateng.id)

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Kabupaten Kendal, Pandu Rapriat Rogojati. (Arvian Maulana/Lingkarjateng.id)

KENDAL, Lingkarjateng.id Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Kabupaten Kendal mencatat minat petani untuk turut serta dalam asuransi usaha tani padi (AUTP) masih sangat rendah.

Kepesertaan AUTP tersebut merupakan bentuk perlindungan kepada para petani melalui perjanjian antara petani dan pihak perusahaan asuransi untuk mengikatkan diri dalam pertanggungan risiko usaha tani khususnya petani padi.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Kabupaten Kendal, Pandu Rapriat Rogojati, mengatakan pihaknya berupaya melakukan sosialisasi agar dapat meningkatkan minat para petani untuk mengikuti AUTP.

“Minat dari petani sendiri perlu kita sosialisasi. Bahwa yang namanya jaminan itu menjadi sangat penting manakala kita melihat banyak sekali potensi-potensi kegagalan ataupun puso dari usaha tani tertutama padi,” ujarnya.

Pandu menjelaskan besaran premi yang harus dibayarkan petani yakni Rp36 ribu per hectare sawah dalam satu kali tanam.

“Kan murah sekali. Kalau aslinya Rp150 ribu lebih. Tapi sebagian dibantu pemerintah,” ungkapnya.

Ia mengaku butuh dukungan dan peran semua pihak untuk bersama-sama mensosialisasikan AUTP kepada para petani padi di Kendal.

“Kalau dinominalkan penggantiannya maksimal Rp7 juta. Kita hitung kerusakan atau kegagalan seperti apa,” terangnya.

Menurut Pandu, lahan sawah milik petani padi yang diasuransikan saat ini berkisar dibawah 2 persen atau sekitar 300 hektare sawah dari total lahan sekitar 44 ribu hektare sawah yang ditanami padi.

“Kalau dalam satu tahun ada 44 ribu hektare dan yang diasuransikan hanya sekitar 300 an hektare yang masih kecil sekali. Kita terus sampaikan agar petani bisa iku asuransi ini, tapi yang kembali lagi ke mindset petani. Ada yang berfikiran kok belum-belum sudah berdoa jelek,” pungkasnya. (Lingkar Network | Arvian Maulana – Lingkarjateng.id)

Exit mobile version