Gaet Minat Warga, DLH Kendal Bangun Gerakan Investasi Sampah Jadi Emas

Kabid Pengelolaan Persampahan, Limbah B3, dan Pertamanan DLH Kabupaten Kendal, Luqni Kaharudin. (Syahril Muadz/Lingkarjateng.id)

KENDAL, Lingkarjateng.id – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kendal akan membangun inovasi mengubah sampah menjadi emas dengan menggandeng komunitas pegiat lingkungan. Tujuan inovasi tersebut adalah untuk mengoptimalkan pengelolaan sampah.

“Untuk saat ini inovasi yang jadi trend setter dari DLH itu adalah sampah menjadi emas. Jadi dengan inovasi ini diharapkan dapat menarik perhatian dari masyarakat,” ujar Kepala Bidang (Kabid) Pengelolaan Persampahan, Limbah B3, dan Pertamanan DLH Kabupaten Kendal, Luqni Kaharudin, pada Rabu, 30 Oktober 2024.

Luqni mengaku bahwa pihaknya akan menggaet stakeholder untuk menjalankan inovasi tersebut, terutama bagi komunitas dan pegiat lingkungan yang sudah memiliki program pengelolaan sampah.

“Inovasi ini tentunya akan menggaet berbagai stakeholder. Seperti komunitas dan pegiat lingkungan, yang telah memiliki berbagai program pengelolaan sampah, terutama program bank sampah,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa saat ini ada 75 bank sampah yang telah terdaftar di DLH Kabupaten Kendal. Meskipun tak semuanya masih aktif, namun DLH tetap akan mengajukan kerja sama sehingga pengelolaan sampah bisa kondusif.

Salah seorang pengurus Bank Sampah Induk Kendal sedang menunjukkan setoran sampah dari warga pada Rabu, 30 Oktober 2024. (Syahril Muadz/Lingkarjateng.id)

“Saat ini total bank sampah ada 75, tapi saat ini yang aktif masih 5, mungkin setelah kita gerakan konsep investasi sampah menjadi emas ini dapat berjalan kembali,” tutur dia.

Dia berharap dengan adanya pengelolaan sampah menjadi emas ini bisa menyadarkan masyarakat bahwa sampah bisa difungsikan menjadi barang berharga.

“Dengan inovasi sampah menjadi emas ini semoga masyarakat akan tertarik, sehingga pengelolaan sampah dapat berjalan optimal. Karena tentunya gerakan ini dapat berjalan jika mendapat dukungan dari masyarakat,” sambung dia.

Luqni juga mengharapkan agar masyarakat bisa memilah sampahnya sendiri sesuai klasifikasi yang ada untuk selanjutnya ditukarkan ke bank sampah.

Ia menyebut bahwa saat ini sudah ada satu bank sampah yang melakukan gerakan mengubah sampah jadi emas, yakni Bank Sampah Induk (BSI).

“Nantinya bank sampah yang lain seperti yang ada di Tanjung Mojo dan di Wonorejo dapat menggerakkan inovasi ini. Dan tahun depan target kita bisa bertambah banyak,” bebernya.

Hingga kini, dua komunitas pengelola sampah sukses mengajak warganya untuk mengelola sampah dengan baik, yakni Bank Sampah Induk Kendal dan Bumdes Sejathera Tanjungmojo. (Lingkar Network | Syahril Muadz – Lingkarjateng.id)

Exit mobile version