Puluhan Siswa SD-SMA Adu Bercerita Pakai Bahasa Jawa Dialek Jepara

Puluhan Siswa SD SMA Adu Bercerita Pakai Bahasa Jawa Dialek Jepara

BERCERITA: Salah satu peserta lomba bercerita dengan Bahasa Jawa dialek Jeparanan yang diselenggarakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jepara pada Selasa, 15 Oktober 2024. (Muhammad Aminudin/Lingkarjateng.id)

JEPARA, Lingkarjateng.id Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) menyelenggarakan Lomba Bercerita Bahasa Jawa dengan Dialek Jeparanan untuk jenjang Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat di Museum RA Kartini.

Lomba bercerita dengan Bahasa Jawa Jeparanan ini digelar tiga hari 15 – 17 Oktober 2024 secara berurutan per harinya dari SD hingga SMA. Peserta lomba jenjang SD berjumlah 22 siswa, SMP 38 siswa dan SMA 27 siswa.

Kepala Disparbud Kabupaten Jepara, Eko Uddyyono, menyampaikan bahwa lomba bercerita ini merupakan kegiatan untuk melatih intelektual peserta didik dalam bercerita tentang sejarah Jepara. Kegiatan ini juga untuk menguri-uri budaya Jawa menggunakan bahasa Jawa khas Jepara (Jeparanan).

“Bahasa Jawa Jepara memiliki keunikan khas tersendiri. Ada perbedaan dengan bahasa Jawa di daerah Temanggung, walaupun sama-sama Jawa,” kata Eko.

Eko mengatakan bahwa anak-anak saat sudah jarang berbahasa Jawa, melainkan berbahasa Indonesia. Oleh karena itu kegiatan ini diharapkan bosa mengasah kemampuan generasi muda khususnya pelajar agar melestarikan bahasa Jawa.

“Bahasa Jawa sendiri ada tingkatannya, mulai dari ngoko alus, krama lugu dan krama alus,” sambungnya.

Para peserta diberi kebebasan memilih judul dan kisah sebagai bahan materi untuk mendongeng. Sebab setiap daerah di wilayah Jepara memiliki keanekaragaman kisah yang berbeda-beda.

“Kisah Perang Obor, Suronggotho, Baratan, Sendang Kamulyan, Jembul Tulakan memiliki kisah yang beragam, serta berasal dari daerah yang beragam pula,” ungkapnya.

Setiap anak mendapatkan waktu sekitar 15 menit untuk bercerita, bisa menggunakan properti tambahan untuk mendukung cerita namun tidak termasuk dalam penilaian.

Adapun penilaian lomba meliputi keseuaian bahasa, teknik vokal, serta ekpresi dan penmpilan para peserta saat bercerita di atas panggung depan para dewan juri.

“Bahasa Jawa ini merupakan bahasa ibu. Kami berharap anak-anak muda bisa terus melestarikan bahasa tersebut, sebab bahasa merupakan salah satu nilai budaya Jawa,” pungkasnya.

Para juara lomba bercerita akan mendapatkan hadiah berupa piagam, piala dan uang pembinaan. (Lingkar Network | Muhammad Aminudin – Lingkarjateng.id)

Exit mobile version