Harga Beras dan Minyak Goreng di Jateng Naik, Dishanpan Beri Subsidi 19 Daerah

Pedagang di Pasar Bulu Semarang

Deputi Badan Pangan Nasional (Bapanas) saat memantau pergerakan harga komoditas pangan di Pasar Bulu, Kota Seramang, pada Sabtu, 14 Desember 2024. (Rizky Syahrul Al-Fath/Lingkarjateng.id)

SEMARANG, Lingkarjateng.id – Menjelang akhir tahun 2024, Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengambil langkah intervensi untuk mengendalikan lonjakan harga beras dan minyak goreng di pasar. Langkah ini dilakukan menyusul temuan adanya kenaikan harga pada dua komoditas pangan tersebut di beberapa pasar tradisional.

Kepala Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Dishanpan Jateng, Sri Broto Rini, mengungkapkan bahwa harga beras saat ini telah melampaui harga eceran tertinggi (HET).

“Ada sedikit kenaikan, tapi hanya untuk beras dan minyak goreng. Namun masih dalam kategori wajar. Komoditas lainnya stabil, bahkan ada potensi penurunan harga,” ujarnya pada Sabtu, 14 Desember 2024.

Sebagai bentuk intervensi, Dishanpan Jateng menyalurkan subsidi pangan di 19 kabupaten/kota yang mengalami lonjakan harga.

Subsidi ini berupa beras dengan harga Rp 11.000 per kilogram dan minyak goreng dengan harga Rp 14.000 per liter. Total subsidi yang diberikan mencapai 190 ton beras dan 30.000 liter minyak goreng.

“Beras yang dijual dengan harga subsidi mencapai 190 ton, sedangkan minyak goreng sebanyak 30.000 liter. Langkah ini dilakukan untuk membantu masyarakat yang membutuhkan akses pangan murah,” jelasnya.

Di sisi lain, Pimpinan Wilayah Bulog Divre Jawa Tengah, Sopran Kenedi, memastikan ketersediaan stok beras di Jateng aman hingga April atau Mei 2025. Bahkan, saat perayaan Idul Fitri mendatang, stok beras diperkirakan masih dalam kondisi surplus.

“Stok cukup hingga Mei 2025. Untuk persiapan Idul Fitri, sama sekali tidak ada masalah. Bahkan, stok masih akan mendapat tambahan dari produksi dalam negeri menjelang panen raya,” kata Sopran.

Menurutnya, ketersediaan minyak goreng, tepung terigu, dan gula pasir juga masih stabil, sehingga tidak ada potensi kelangkaan di pasar dalam waktu dekat. (Lingkar Network | Rizky Syahrul Al-Fath – Lingkarjateng.id)

Exit mobile version