SEMARANG, Lingkarjateng.id – Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Tengah (Jateng), Sakina Rosellasari, mengatakan bahwa investasi di Jawa Tengah pada triwulan (TW) III 2024 telah mencapai Rp 17,9 triliun. Dengan capaian tersebut, realisasi investasi sejak awal tahun hingga TW III telah mencapai Rp 65,89 triliun atau sekitar 82 persen dari target tahunan sebesar Rp 80,1 triliun.
“Kita sudah perform dari TW I sampai TW III dengan capaian lebih dari Rp 65,89 triliun. Ini berarti kita sudah mencapai 82 persen dari target tahunan,” ujar Sakina di Semarang, Jawa Tengah, pada Senin, 21 Oktober 2024.
Ia berharap ke depan investasi di Jawa Tengah terus meningkat sehingga dapat membuka banyak lapangan pekerjaan.
“Kami berharap investasi ini terus naik, karena dengan itu akan membuka lebih banyak lapangan pekerjaan, mengurangi pengangguran, dan juga kemiskinan di Jawa Tengah,” ucapnya.
Sektor-sektor yang berkontribusi besar dalam investasi pada TW III, kata dia, masih didominasi oleh industri padat karya, khususnya tekstil dan produk turunannya serta alas kaki. Selain itu, sektor perkantoran dan kawasan industri juga menjadi penyumbang signifikan dalam penanaman modal, termasuk investasi dalam negeri yang turut berperan penting, terutama di sektor infrastruktur.
Menanggapi pertanyaan terkait stimulus yang diberikan untuk mendorong investasi, Sakina menjelaskan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah memiliki berbagai regulasi yang mendukung, termasuk Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2022 dan Peraturan Gubernur terkait insentif.
Insentif tersebut sesuai kewenangan provinsi yang mencakup pajak air permukaan dan pajak kendaraan. Menurutnya, sejumlah pelaku usaha sudah mengajukan permohonan untuk insentif ini dan tim dari pemerintah siap melakukan evaluasi.
“Perusahaan yang berinvestasi di kawasan industri juga berhak mendapatkan insentif seperti tax allowance dan tax holiday,” jelasnya.
Sakina juga menyampaikan tentang potensi besar Jawa Tengah di bidang Energi Baru Terbarukan (EBT). Salah satu proyek yang tengah ditawarkan adalah investasi di sektor minihidro dan geothermal (panas bumi). Beberapa negara, termasuk Jepang telah menunjukkan minat melalui letter of intent terkait pengembangan energi ramah lingkungan ini.
“Jawa Tengah memiliki proyek minihidro dan geothermal yang siap untuk ditawarkan kepada investor. Jepang sudah menunjukkan minat karena mereka fokus pada industri yang zero karbon,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Sakina menyatakan tren investasi di Provinsi Jawa Tengah terus menunjukkan peningkatan.
“Alhamdulillah, tren investasi di Jawa Tengah selalu naik. Ini menunjukkan bahwa para pelaku usaha tidak terpengaruh oleh pemberitaan, pergantian kepemimpinan, atau faktor politik. Mereka lebih melihat pada daya saing investasi, infrastruktur, sumber daya manusia, dan hubungan industrial yang harmonis,” tegasnya. (Lingkar Network | Rizky Syahrul Al-Fath – Lingkarjateng.id)