Semangat Sya’roni Penyandang Disabilitas Jadi Juragan Cemilan

UPAYA: Sya’roni memasok jajanannya ke warung kecil hingga toko cemilan menggunakan kendaraan motor. (R.TEGUH WIBOWO/LINGKARJATENG.ID)

UPAYA: Sya’roni memasok jajanannya ke warung kecil hingga toko cemilan menggunakan kendaraan motor. (R.TEGUH WIBOWO/LINGKARJATENG.ID)

REMBANG, Lingkarjateng.id – Kebanyakan penyandang disabilitas dianggap tidak produktif untuk melakukan pekerjaan. Namun kebanyakan dari mereka juga ingin menghasilkan income dengan skill dan kemampuan yang mereka miliki.

Di mana ada kemauan di situ pasti ada jalan. Pepatah itu sangat tepat untuk menggambarkan perjuangan Muhammad Sya’roni dalam membangun bisnis makanan ringan (cemilan) hingga sekarang ini memiliki banyak pelanggan tetap di area Rembang kota.

Semula, pemuda asal Desa Pelang dukuh Selo RT 1 RW 2 Kecamatan Sarang itu hanya bekerja ikut temannya untuk berjualan es keliling dengan penghasilan Rp. 9000 per hari. Walaupun sangat minin, dengan penghasilan segitu ia semangat untuk mencari rejeki.

Hingga pada suatu hari salah satu temannya mengajak untuk bergabung dengan forum Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Rembang. Dari situlah dirinya tergerak untuk mulai membuka usaha dengan membuat makanan ringan.

“Dengan saya ikut dengan forum UMKM saya bisa memenuhi kebutuhan saya. Seperti belajar yang dulunya keliling mider es wawan sekarang bisa produksi sendiri yaitu produksi keripik, produksi cemil-cemilan warung,” terang Sya’roni dengan keterbatasannya.

Sya’roni memulai bisnis cemilan ini sejak pertengahan tahun 2013. Dengan sejumlah pelatihan yang didapat dari forum UMKM melalui program pemerintah, sekarang dirinya membranding hasil produksi makanan ringannya dengan nama Orselo yang memiliki arti Orang Selo.

Dengan harga Rp. 500 hingga Rp. 5000 dirinya memasok jajanannya ke warung kecil hingga toko cemilan. Produk yang ia hasilkan bervariasi, mulai dari keripik pangsit, emping jagung, kacang goreng hingga marneng jagung.

Keterbatasan wicara yang ia miliki tidak membuat dirinya menyerah dengan keadaan, dari produksi hingga mengantarkan produknya ke warung-warung kerap ia lakukan sendiri.

Bahkan seminggu tiga kali ia mengantar jajanannya dengan mengendarai motor sendirian dari Sarang menuju Rembang Kota.

Suatu ketika pemuda berusia 29 tahun itu pernah mengalami insiden yang nyaris merenggut nyawanya. Kendaraan matic yang kerap ia gunakan untuk mengantarkan pruduknya terserempet oleh kendaraan motor orang lain.

Saat itu dirinya bermaksud untuk menghindari jalan berlubang di jalan pantura. Beruntung ketika insiden itu terjadi tidak ada kendaraan besar yang melintas. Dirinya pun langsung mengamankan diri menuju tepi jalan pantura.

Orang yang menyerempet dirinya sempat marah-marah lantaran juga ikut terjatuh saat insiden itu. Namun kemarahan itu tertahan ketika melihat kondisi Sya’roni yang memiliki keterbatasan dalam berbicara.

“Karena tahu saya seperti ini (menyandang disabilitas) orangnya tidak jadi marah,” ucapnya dengan kemampuan bicara sebisanya.

Berkat pelatihan digital marketing dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Dinindakop UMKM) Rembang dirinya kini juga menjual produk cemilannya secara online.

Sehingga ia bisa mengurangi berkeliling memasarkan produknya ke warung-warung maupun ke toko cemilan.

“Sekarang alhamdulillah online juga jalan, berkat pelatihan dari Dinindakop,” ucapnya.

Menurutnya meski dalam kondisi pandemi covid-19 penjualan produknya tidak mengalami penurunan.

Pihaknya bersyukur bisa mempraktikan ilmu yang didapat dari Dinindakop UMKM Rembang dengan baik.

“Rata-rata alhamdulillah bisa dikondisikan. Apalagi adanya program-program pelatihan dari Dinindakop dan arahan pembina forum UMKM mas Tyo itu sangat membantu,” ujarnya.

Ia berpesan untuk para penyandang disabilitas yang ada di Kabupaten Rembang agar bisa mandiri dan tetap bersemangat meski dalam kondisi pandemi covid-19 seperti ini.

Ia yang juga menjadi pendamping para penyandang disabilitas untuk mandiri itu berusaha membagikan ilmu dan semangatnya kepada para difabel.

“Saya dari UKM mendampingi difabel tujuannya agar mereka bisa mandiri. Bisnis kecil-kecilan tapi mandiri, pelan-pelan saja tidak perlu terburu-buru memandang yang sudah sukses,” tandas dia. (Lingkar Network|Koran Lingkar Jateng)

Exit mobile version