Padi Organik di Kedungasem Rembang Mampu Bersaing dengan Anorganik

MEMANEN: Panen raya padi organik di Dusun Kedung Watu, Desa Kedungasem, Kecamatan Sumber, Kabupaten Rembang. (R. Teguh Wibowo/Lingkarjateng.id)

MEMANEN: Panen raya padi organik di Dusun Kedung Watu, Desa Kedungasem, Kecamatan Sumber, Kabupaten Rembang. (R. Teguh Wibowo/Lingkarjateng.id)

REMBANG, Lingkarjateng.id – Padi yang ditanam tanpa menggunakan pupuk urea atau organik oleh seorang petani di Dusun Kedung Watu, Desa Kedungasem, Senin (31/1) kemarin telah panen raya. Hasilnya ternyata bisa bersaing dengan padi dengan pupuk anorganik.

Pemilik lahan pertanian padi organik, Kurdianto menyampaikan, dirinya sangat bersyukur melihat hasil panen padi tanpa pupuk anorganik yang telah dia tanam sejak 85 hari lalu. Jika dibandingkan dengan padi menggunakan pupuk anorganik, hasilnya ternyata tidak jauh beda.

Bahkan, lanjut dia, beras yang dihasilkan dari padi organik malah memiliki keunggulan. Selain lebih sehat, bulir beras yang dihasilkan lebih berat daripada padi yang menggunakan pupuk anorganik. “Bersyukur, ternyata hasilnya tidak kalah dengan yang pakai anorganik. Kalau perbandingannya mungkin dibulirnya lebih berat daripada yang pakai anorganik,” kata dia.

Petani di Demak Keluhkan Sulitnya Mendapat Pupuk Bersubsidi

Petani berusia 42 tahun ini membeberkan, jenis padi yang dia tanam tanpa pupuk anorganik adalah jenis padi Cakra Buwana. Sementara untuk ubinannya, setelah dihitung produktivitasnya mencapai 11,44 ton per hektar.

Tekadnya untuk menanam padi organik memang perlu diacungi jempol. Pasalnya, dirinya tidak hanya mementingkan keuntungan pribadi saja, melainkan juga keinginannya mewujudkan pangan sehat di Kabupaten Rembang.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Rembang, Agus Iwan Haswanto mengapresiasi kegigihan Kurdianto. Sosoknya juga memberikan contoh yang baik, karena setelah memperoleh pelatihan dan mau menerapkan ilmu.

Harga Terong Anjlok, Petani Merugi

“Kami menyambut baik atas dilaksanakannya panen padi organik milik Pak Kurdianto. Alhamdulillah hasilnya baik, tadi keluar hasil ubinannya 11,4 ton per hektar produktivitasnya. Artinya dengan pengelolaan hama tanpa pestisida tetap bisa dihasilkan padi dengan produktivitas yang bagus,” terangnya.

Pihaknya berencana mereplikasi tanam padi organik di kawasan yang lebih luas di Desa Kedungasem. Namun sebelumnya, persepsi antar petani dalam satu kelompok atau kawasan lahan sawah harus disamakan agar dapat terwujud kawasan pertanian organik di wilayah setempat. (Lingkar Network | R. Teguh Wibowo – Koran Lingkar)

Exit mobile version