KENDAL, Lingkarjateng.id – Sejumlah pedagang sayur yang selama ini berjualan siang hari memindahkan dagangannya karena tidak boleh berjualan di Pasar Sementara Weleri. Para pedagang sayur yang kebanyakan berasal dari luar Kendal tersebut, memilih lokasi di Desa Weleri di depan Lapangan Gelora.
Irwan, salah seorang pedagang sayur yang berjualan siang hari mulai pukul 14.00 WIB memindahkan dagangannya karena tidak diperbolehkan. Para pedagang sayur itu boleh berdagang mulai pukul 17.00 WIB. Irwan dan beberapa pedagang sayur mengatakan jika harus berjualan mulai pukul 17.00 WIB maka tidak ada pembeli.
“Pembeli dan pelanggan kami kalau pukul 17.00 WIB sudah pulang, karena waktu standar kami berjualan pukul 14.00 WIB-17.00 WIB, karena tidak boleh kami memilih pindah,” ujar Irwan, Rabu (2/2).
Dongkrak Penjualan, Pelaku UKM Blora Ikuti Pelatihan Digital Marketing
Larangan itu, tertuang dalam berbagai tulisan di beberapa lokasi di Pasar Sementara Weleri. Dirinya mengaku risih karena melanggar peraturan yang sudah dikeluarkan sehingga memutuskan pindah. “Kami ada 60 pedagang sayur yang pindah dan kebetulan ada warga Desa Weleri yang menyediakan lahan untuk kami berjualan,” lanjutnya.
Para pelanggan memang belum banyak yang mengetahui keberadaan mereka di lokasi jualan yang di bernama Pasar Gelora tersebut. Mereka, kata Irwan, baru memulai berjualan Senin (31/1) kemarin.
Di lokasi yang baru, Irwan masih melayani pembeli langsung bukan pembeli yang dijual kembali sayurnya. “Di sini kami masih banyak pembeli eceran tapi tidak apa-apa kami terima dan bersyukur jam 17.00 WIB sudah habis,” jelasnya.
Genjot Penjualan, UMKM Rembang Lirik Acara Keagamaan
Edi Salim, warga setempat mengaku senang ada tempat belanja sayur yang dekat. Belanja di pasar yang berlokasi di depan lapangan sepak bola gelora, kata Edi Salim, lebih murah. “Harga lebih murah karena langsung pedagang grosir, semoga ini bisa berlangsung lama,” ujar Edi.
Salah satu wakil pemilik lahan, Arif Setiawan mengaku prihatin dengan keberadaan pedagang pasar sayur siang hari yang tidak ada tempat. Kemudian dia melihat ada lahan yang cukup luas dan dirinya membantu menanyakan hingga dipersilahkan oleh pemilik lahan.
“Mereka tidak bisa berjualan di Pasar Sementara Weleri karena jamnya siang sementara di lokasi sedikit semrawut apabila para pedagang sayur yang datang bersamaan. Sehingga memenuhi area parkir di Pasar Sementara Weleri, lalu mereka dikeluarkan dan dipersilahkan masuk area pada jam 17.00 WIB,” ujar Arif. (Lingkar Network | Unggul Priambodo – Koran Lingkar)