SEMARANG, Lingkarjateng.id – Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Semarang mencatat, tingkat pengangguran terbuka (TPT) meningkat selama pandemi Covid-19.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Semarang sebelum Covid-19 (pada 2019), TPT hanya berada di angka 4,54 persen. Namun setelah Covid-19 melanda pada 2020, TPT meningkat menjadi 9,57 persen.
“Jika dinominalkan jumlah orang yang menganggur saat Covid-19 yaitu 98.001. Sedangkan sebelum Covid-19 hanya 43.198 orang yang menganggur,” ujar Kepala Disnaker Kota Semarang, Sutrisno, Senin (11/10/21) .
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi lonjakan angka pengangguran saat pandemi. Di antaranya ada beberapa perusahaan yang bermasalah hingga memilih gulung tikar.
“Dari jumlah 4.000an perusahaan, ada lima perusahaan yang bermasalah, kemudian yang tiga perusahaan tutup,” imbuhnya.
Terlebih, saat pandemi, ada beberapa perubahan dalam teknis pekerjaan. Seperti pembatasan jam operasional bahkan ada juga yang sampai putus hubungan kerja (PHK). Hal ini membuat angka pengangguran meningkat secara signifikan pada 2020.
Adapun faktor lain yang mempengaruhi yakni terkait pendidikan. Menurutnya tingkat kelulusan SMK/SMK yang cukup tinggi sementara tingkat penyerapan tenaga kerja rendah. Ditambah informasi lowongan kerja juga masih rendah.
Targetkan Adanya Penurunana Angka Pengangguran
Sementara itu, dari jumlah TPT Kota Semarang tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang menargetkan hingga 2022, Disnaker harus bisa menurunkan 0,2 persen dari TPT 9,57 persen.
“Kita ditarget 2022 bisa menurunkan 0,2 persen dari 9,57, yaitu menjadi 9,3 persen. Memang kami hanya di target menurunkan angka itu, mengingat kenaikan ekonomi juga masih belum stabil, keadaan masih begini,” terangnya.
Demi terwujudnya target penurunan TPT di Kota Semarang, berbagai upaya tengah dilakukan dari Disnaker.
Seperti memberikan informasi lowongan pekerjaan, hingga sosialisasi Aplikasi Sistem Informasi Pasar Kerja Terbuka dan Terpadu (APIK KERJAKU) kepada masyarakat.
APIK KERJAKU merupakan suatu mekanisme yang dipakai dalam rangka untuk pembuatan kartu kuning, penempatan kerja, informasi lowongan kerja. Kemudian ada juga pelatihan yang menunjang kinerja.
“Kami sudah sosialisasi di 16 kecamatan, dan 170an kelurahan. Sosialisasi perihal pembuatan kartu kuning. Dengan kartu kuning yang dibuat masyarakat, kami bisa mengetahui nama, alamat, jasa, kompetensi, hingga status masyarakat yang sudah bekerja atau belum bekerja,” terangnya.
Ia menambahkan, untuk membuat kartu kuning, bisa dilakukan secara online yaitu melalui siker.semarangkota.go.id.
“Saya harap masyarakat bisa membuat kartu kuning, baik yang sudah bekerja atau belum bekerja. Supaya kami bisa mengetahui keadaan masyarakat dan bisa membantu. Sebab tugas kami ini mempertemukan para pencari kerja dengan lowongan pekerjaan,” pungkasnya. (Lingkar News Network | Koran Lingkar Jateng)