Akademisi: Dampak Sumur Sibel Mesti Diteliti Dulu

Akademisi Dampak Sumur Sibel Mesti Diteliti Dulu

Akademisi: Dampak Sumur Sibel Mesti Diteliti Dulu

Lingkarjateng.id | KARANGANYAR – Pihak akademisi menilai perlu ada penelitian lapangan guna mengetahui dampak dari maraknya penggunaan sumur submersible atau sumur sibel oleh petani di Karanganyar.

“Ini masih on going process. Perlu penelitian lapangan untuk mengetahui sejauh mana dampaknya terhadap keseimbangan volume air yang ada,” kata dosen Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Choirul Amin, kemarin (24/10).

Maksudnya, menurut Choirul Amin, perlu proses waktu yang lama untuk mengetahui dampak yang muncul. “Proses yang sedang berlangsung belum bertahun-tahun. Namun secara teoritis/hipotesis bisa diduga memang akan berpengaruh terhadap cadangan air warga,” kata Choirul.

Choirul Amin menekankan perlu ada penelitian guna mengetahui berapa persen pengurangan volume arir tanah yang terjadi bisa bekerjasama dengan kampus-kampus. “Pertanyaan-pertanyaan yang perlu dicari tahu jawabannya antara lain, berapa kedalaman sumurnya, berapa kepadatan sumurnya, berapa debit air yang disedot, di mana lokasi sawahnya?” ujarnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Ketua Gapoktan Kecamatan Jaten, Hari Susanto mengungkapkan, 85 persen sawah di wilayah Kecamatan Jaten mengandalkan pasokan air dari sumur sibel. Banyaknya pemakaian sumur sibel dipicu kemudahan pemakaian pompa air dan suplai air yang terus menerus.

Faktor lain adalah pompa air dari sumur sibel yang memakai listrik PLN sehingga lebih hemat dibandingkan BBM. “Akhir-akhir ini debitnya mulai mengecil di beberapa titik. Ini tandanya. Cadangan air mulai mengecil,” ungkap Hari. (Lingkar News Network | Koran Lingkar Jateng)

Exit mobile version