Binda Jateng Sasar Vaksinasi 3.000 Warga Grobogan

VAKSINASI: Seorang warga Desa Tunggak, saat mengikuti vaksinasi di Balai Desa Tunggak. Jumat (11/2).

VAKSINASI: Seorang warga Desa Tunggak, saat mengikuti vaksinasi di Balai Desa Tunggak. Jumat (11/2). (Muhamad Ansori/Lingkarjateng.id)

GROBOGAN, Lingkarjateng.id – Badan Intelijen Negara Daerah (Binda) Jawa Tengah terus melakukan vaksinasi massal anak atau pelajar usia 6-11 tahun dan masyarakat umum di enam wilayah Kabupaten atau Kota di Jawa Tengah dengan target vaksinasi sebanyak 10.000 dosis, Jumat (11/2).

Vaksinasi di Kabupaten Grobogan sendiri dilakukan di Balai Desa Tunggak, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan dengan target 3000 sasaran. “Saya ucapkan terimakasih kepada Bapak Presiden Joko Widodo dan kepala BIN atas vaksinasi ini, semoga dengan vaksinasi ini kita terbebas dengan Covid-19 dan varian-varian baru,” ujar Fatimah, seorang warga Desa Tunggak, Jumat (11/2).

Sementara Kepala BIN Daerah (Binda) Jawa Tengah Brigjen TNI Sondi Siswanto menjelaskan, pelaksanaan vaksinasi di enam wilayah meliputi, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Jepara, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Kendal, Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Magelang dengan target 5.500 dosis.  

Binda Jateng Kembali Gelar Vaksinasi di Grobogan

Sedangkan vaksinasi DTD di Kabupaten Jepara, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Kendal, Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Magelang dengan target vaksinasi 3.000 orang. Selain itu, untuk vaksinasi booster di Kabupaten Jepara, Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Magelang dengan target 1.500 dosis.

 “Jenis vaksin yang dipergunakan bagi anak atau pelajar yaitu jenis sinovac yang telah mendapatkan ijin dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan, Red) untuk dipergunakan bagi anak atau pelajar usia 6 sampai 11 tahun, sementara untuk masyarakat secara door to door (DTD) serta vaksinasi booster menggunakan vaksin yang tersedia dari Dinas Kesehatan,” ujarnya.

Selain itu, Brigjen TNI Sondi Siswanto juga mengatakan, meski gejala Covid-19 varian omicron terbilang ringan, angka penularan yang tinggi memicu kekhawatiran pemerintah. Oleh karena itu, pemerintah tetap merekomendasikan penerapan protokol kesehatan yang ketat agar fasilitas kesehatan tidak dibanjiri pasien Covid-19. (Lingkar Network | Muhamad Ansori – Koran Lingkar)

Exit mobile version